Konsep pemilihan ketua umum JMMI ini menekankan pada musyawarah, seperti pemilihan khalifah pada jaman Rasullah. “Jadi sebenarnya, ketua yang terpilih nanti adalah hasil kesepakatan dari tim formatur dan rekomendasi dari lembaga dakwah kampus (LDJ) se ITS,” terang Muhammad A Hasib, Sekjend JMMI 2010-2011.

Proses seleksi pun cukup ketat. Calon kandidat ketua umum JMMI harus sudah mengikuti Program Studi Islam (PSI) dari yang pertama hingga ketiga. “Dari sini, kami mendapatkan sebelas orang yang akan mengikuti tahapan selanjutnya,” ujar Muhammad.

Setelah itu, tahapan selanjutnya yakni tes tulis dan tes wawancara. “Tujuannya untuk mencari sosok pemimpin yang mencerminkan sebelas karakter kader JMMI,” ungkap mahasiswa jurusan Material dan Metalurgi ini. Dari seleksi ini terpilih empat kandidat ketua umum JMMI.

Keempat kandidat tersebut yakni, Agil Darmawan dari jurusan Statistika 2008, Ikhsan Nugroho jurusan Teknik Elektro 2008, Erik Sugianto dari jurusan Teknik Perkapalan 2008 serta Nur Ikhsan Rubiyanto dari jurusan Teknik Lingkungan 2008. Mereka berempat oleh panitia akan dipublikasikan lewat spanduk dan poster. “Tujuannya agar seluruh jamaah masjid bisa kenal, siapa sosok yang akan membesarkan JMMI nanti,” terang Muhammad.

Selanjutnya, dari keempat kandidat tersebut akan dipilih salah satunya oleh tim formatur untuk menjadi ketua umum JMMI. “Tim formatur sendiri dipilih dari Majelis Akbar JMMI, dan dipilih berdasarkan segala pertimbangan dan rekomendasi,” tutur mahasiswa asal Jakarta ini.

Dalam pemilihan ketua umum periode sebelumnya, suara rekomendasi itu belum ada. Namun, kini LDJ mempunyai hak satu suara rekomendasi untuk ketua umum JMMI. “Ini akan menjadi bahan pertimbangan untuk memilih ketua umum JMMI,” tutur Muhammad.

Dirinya menambahkan, sistem ini sebagai salah satu perwujudan LDJ se ITS dengan LDK JMMI. “Insya Allah, awal Mei kita sudah mendapatkan ketua umum JMMI periode 2010-2011,” ujar Muhammad mengakhiri. (ton/yud)