Dalam uraiannya, penulis yang juga menelurkan buku Gue Never Die ini menjelaskan makna ukhuwah yang sesungguhnya. Ukhuwah adalah sebuah jalinan persaudaran yang dibangun atas dua asas. Yaitu iman dan hubungan. “Dua hal inilah yang sesungguhnya diajarkan Rasulullah kepada umat Islam,†terangnya.
Salim pun membagi pondasi ukhuwah menjadi tiga. Pertama, Iman yang selaras dengan hubungan. Iman yang dimaksud tidak hanya sekedar akidah. Tetapi banyak menekankan kepada implementasinya kepada sesama manusia. “Ini berkenaan dengan sikap. Contohnya pada keluarga tetangga dan kawan,†paparnya.
Pondasi kedua adalah hubungan yang harus selaras dengan iman. Artinya adalah seluruh sikap harus berlandaskan pada kebaikan. “Baik itu benar isinya, indah caranya, dan bermanfaat ujungnya,†papar penulis tujuh buku best seller ini. Semua yang benar belum tentu baik. Contohnya adalah ghibah. Sesuatu yang benar isinya, tapi tidak indah cara menyampaikannya.
Yang terakhir adalah iman dan hubungan adalah ketidakstabilan. Iman dapat menguat dan melemah. Demikian dengan hubungan yang dapat merekat dan merenggang. Iman dan hubungan bukan merupakan sebab akibat. Keduanya berjalan seiringan. Ketika iman melemah maka akan berdampak pada jalinan ukhuwah yang terbina.
Lebih dalam, Salim menekankan jika seorang yang beriman belum tentu mampu berukhuwah dengan baik. Hal ini karena ukhuwah tidak hanya dibangun dengan akal tetapi juga dengan hati. “Hati akan luluh dengan akhlak, kalau akal luluh dengan argumentasi,†pungkas Salim di akhir paparannya.
Para Pemenang Lomba Cerpen
Salah satu rangkaian acara KINI in Action (KIA) ini, tidak hanya sekedar bedah buku. Pasalnya, di akhir sesi diumumkan para pemenang Lomba Cerpen Islami (LCI) yang telah digelar Maret lalu. “Total ada delapan karya terpilih,†terang Cucuk Evi Lusiana, penanggung jawab acara.
Kedelapan peserta akan terbagi menjadi juara satu hingga juara lima. Tiga karya lain akan menjadi harapan satu hingga harapan tiga. “Sebagai hadiah, kedelapan cerpen akan dibukukan,†terang mahasiswa 2009 ini.
Juara pertama diraih oleh Yoana Dianika dari Universitas Airlangga (UNAIR) dengan cerpen Lantunan untuk Sebuah Hati. Sedangkan juara kedua berhasil direbut oleh mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Muhammad Hasbi Ash Shiddiqy lewat cerpen yang berjudul Pembunuh Mimpi. Juara ketiga adalah mahasiswa UNAIR Srivi Nuryanti lewat cerpennya Ikhlas. Juara keempat dan kelima masing-masing adalah Zaenal Abidin, mahasiswa IAIN dengan karya Menyibak Harapan dan Rasio Seorang Manusia karya Muhammad Mifta Hasan mahasiswa ITS.
Untuk juara harapan diraih oleh Muhammad Husein Arifin, mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan Hati Ayah tak Semerah Rembulan sebagai harapan ketiga. Lidsana Shidqina, mahasiswa ITS dengan karya Hero–nya sebagai harapan kedua. Terakhir, Puspa Dyah Aira Dewi, mahasiswa Politeknik Indonesia Surabaya dengan Jilbab Hati sebagai harapan satu.(ran/hoe)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,