ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
23 Maret 2011, 22:03

Lab LSCM, Produktif dan Satu-Satunya di Indonesia

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Menurut Kepala Lab LSCM, Prof Ir I Nyoman Pujawan M Eng PhD, lab LSCM bergerak di bidang keilmuan logistik serta manajemen pasok. Keilmuan bidang logistik sendiri sudah lama dipelajari di Indonesia. Hal itu berbeda dengan keilmuan Supply Chain Management yang terbilang relatif baru. “Di Indonesia baru dipelajari sekitar akhir tahun 80-an,” ujar Nyoman.

Dijelaskan Nyoman, Lab LSCM resmi berdiri sebagai laboratorium pada tahun 2006. Sebenarnya sejak tahun 2001 lalu, LSCM sudah ada dalam bentuk yang tidak formal. Aktivitasnya pun sudah ada, diantaranya adalah riset di bidang Supply Chain. Beberapa hasil riset bahkan sudah dipublikasikan secara internasional.

“Dulu bentuknya masih semacam Center of Supply Chain Management,” terang lulusan Lancaster University, UK ini. Hanya saja secara struktur, Center of Supply Chain Management tidak diakui. Namun, atas inisiatif bersama tiga temannya yang lain, Nyoman akhirnya mampu memprakarsai berdirinya laboratorium LSCM.

Pria kelahiran Bangli ini memiliki alasan kuat mengapa Laboratorium LSCM harus berdiri. “Kebutuhan industri akan pengetahuan ini tinggi,” jelas Nyoman. Pasalnya, Supply Chain Management sendiri mencakup bidang perencanaan produksi hingga pengiriman produk, yang secara otomatis menentukan kompetitif tidaknya sebuah perusahaan.

Dari segi fungsi, Nyoman menerangkan bahwa setidaknya Lab LSCM mengacu pada tri dharma perguruan tinggi. ”Lab ini digunakan untuk keperluan penelitian, pengajaran dan juga pengabdian masyarakat,” sebutnya.

Tak heran jika Lab LSCM terbilang produktif. Output yang dihasilkan dari lab yang berlokasi di lantai 3 Teknik Industri ini terbilang banyak. Beberapa aktivitas yang dilakukan adalah seminar internasional, kuliah Supply Chain Management, serta publikasi internasional. Kerjasama riset internasional dengan beberapa universitas seperti Concordia University, City University of Hongkong, Hiroshima University, serta banyak perguruan tinggi luar negeri lainnya juga dilakukan.

Dalam setahun paling tidak tiga jurnal internasional berjudul Operation and Supply Chain Management diterbitkan. Nyoman sendiri bertindak sebagai Editor in Chief. “Selain iu kami juga rutin mengadakan konferensi internasional dan practice conference,” tutur dosen yang pernah mengajar di Manchester Business School, The University of Manchester ini.

Sementara untuk output lab dalam hal kerjasama dengan industri secara langsung juga kerap dilakukan. Kerjasama yang pernah dilakukan diantaranya adalah master plan supply management dengan PT Telkom dan supplier mapping dengan PT Pupuk Kaltim.

Ke depan, Nyoman berharap Supply Chain bisa menjadi bidang unggulan ITS. Karena itulah, upaya pengembangan akan terus dilakukan. “Hal yang paling penting adalah tetap beraktivitas secara produktif sehingga menghasilkan output berkualitas,” pungkasnya. (fi/yud)

Berita Terkait