Sinta Yudisia sebagai pembicara pun mengungkapkan bahwa virus cinta memang virus alot yang selalu menyita pikiran remaja, terutama wanita. Sebab, wanita memang terlahir dengan 99 persen perasaan dan satu persen logika. â€Itulah sulitnya jadi wanita,†tutur ketua Forum Lingkar Pena (FLP) sembari tersenyum.
Dikatakan Sinta, sebagai remaja muslimah, kita perlu paham bagaimana tanda-tanda cinta itu. Misalnya saja, selalu terkenang, merindukan saat bersamanya, dan semakin dihindari akan semakin mencintai. â€Biasanya kalau sudah jatuh cinta, kekurangan laki-laki itu akan tampak sebagai kelebihan,†ujar lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) yang disambut gelak tawa sekitar lima puluh peserta.
Tak lupa, ia juga memaparkan ciri-ciri cinta yang tidak tepat. â€Kita tidak boleh jatuh cinta jika keyakinan berbeda,†terang Sinta. Baginya, keyakinan menjadi poin penting yang harus diperhatikan ketika seseorang terjebak cinta. Sedangkan, ciri lainya yakni, perbedaan visi misi, sosok yang dicintai sudah menjadi milik orang lain, tak adanya restu orang tua, serta belum cukup umur.
Namun, ciri yang menyebutkan belum cukup umur, bisa sedikit diabaikan ketika seseorang tersebut merasa sudah siap menikah dan tak mampu menahan hawa nafsunya. â€Hal ini pernah terjadi pada anak lulusan SMP,†paparnya. Yang terpenting adalah prinsip sakinah, mawaddah, dan warahmah.
â€Mawaddah itu berarti cinta, sedangkan warahmah adalah kasih sayang,†jelas perempuan yang sedang mengenyam pendidikan di jurusan Psikologi di sebuah universitas swasta ini. Pasangan yang memiliki nilai mawaddah, dicontohkannya seperti ketika pasangannya tidak pintar namun terlihat baik hati dimata sang wanita. Sedangkan, nilai warahmah dapat dilihat saat pria saat mempertahankan pernikahannya meski sang istri dalam kondisi lumpuh.
Tidak dapat dipungkiri, cinta yang berkembang saat ini tak hanya berkutat antara lawan jenis saja. Cinta antar sesama jenis pun tampaki seperti hal biasa. Menurut Sinta, cinta macam ini biasanya datang dari seseorang yang terlahir dari keluarga yang sangat berantakan. Ia berharap tak ada remaja terutama mahasiswa yang terjebak cinta model tersebut.
Diakui Sinta, sebagai seorang mahasiswa, pemikiran mengenai bagaimana sosok calon pendamping hidup itu sudah harus ada. â€Ini waktunya cinta memilih,†tuturnya.
Dan jika masa itu sudah tepat, yang harus dilakukan pertama kali adalah konsultasi kepada Allah. Selanjutnya, konsultasi kepada orang sholeh.â€Jangan lupa menimba ilmu pula pada orang lain,†tambah Sinta mengakhiri penjelasannya.
Shabrina, salah satu peserta acara tersebut mengungkapkan, pembahasan mengenai cinta yang sebenarnya itu memang penting. â€Kalau kita tidak paham, kita bisa mempunyai cinta yang salah,†ujar mahasiswi jurusan Teknik Kimia. (esy/hoe)
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh