Kirimkan Inovasimu! Inilah kata pembuka pada poster kompetisi Holcim Innovation Hunt 2010 yang membuat tiga mahasiswa Teknik Sipil ITS ini termotivasi untuk mengirimkan karya mereka. Kompetisi yang dihelat oleh PT Holcim Indonesia Tbk ini mencari ide dan inovasi produk di bidang konstruksi atau yang berbahan dasar semen, bulan Februari kemarin.
Ketiga mahasiswa inovator tersebut adalah Andika Ade Indra Saputra, Zahrotus Sorayya, dan I Ketut Hartana. Melalui sebuah karya berjudul Flow Wall Sebagai Solusi Dinding Penahan Panas Ramah Lingkungan pada Bangunan Berlantai Satu, mereka berhasil menyabet juara 3 pada Holcim Innovation Hunt 2010.
Dika dan Zahro adalah mahasiswa angkatan 2007, sedangkan Ketut adalah mahasiswa angkatan 2009. Dika, entrepreneur yang hobi mengkhayal ini menjelaskan bahwa kekompakan mereka dikarenakan nyambung dalam bidang keilmiahan. Pada awalnya, Dika mencari mahasiswa yang memiliki track record yang baik di bidang keilmiahan. Akhirnya, didapatlah nama Ketut dan Zahro dari jurusan yang sama untuk bergabung dalam merealisasikan ide Flow Wall tersebut.
Mereka pun melakukan penelitian di bawah bimbingan dosen Teknik Sipil, Ir Tavio MS PhD. Karya mereka tersebut dipersiapkan selama dua bulan. Dari proposal yang terkumpul, disaringlah 12 besar ide terbaik. Keduabelas besar ide terbaik ini diwajibkan untuk mengimplementasikan dan mempresentasikan ide kepada manajemen Holcim Indonesia. Dengan dana sebesar 1 juta rupiah, mereka mewujudkannnya ke dalam sebuah prototype berukuran 60 x 60 x 60 cm. Dijelaskan Dika, persiapan tersebut agak lama karena terpotong oleh libur semester.
Final lomba tersebut dilaksanakan di Hotel Hyatt, Bandung. Pada Selasa (22/2) lalu, mereka mempresentasikan ide mereka ke hadapan para juri-juri dari Holcim. Mereka adalah Mr Alex, manajer marketing dan Inovasi, Ivanu, serta FX Supartono. Presentasi mereka berlangsung sukses walaupun saat tanya jawab, ada juri native yang bertanya. Untungnya, pertanyaan juri tersebut dijelaskan oleh penerjemah kepada mereka. Hal itu menjadi pengalaman tak terlupakan bagi mereka. Tak sia-sia, presentasi tersebut mengantarkan mereka dalam meraih beasiswa selama satu semester.
Dijelaskan Dika dan Zahro, konsep Flow Wall ini dapat mengurangi dan meminimalisasi penggunaan AC. Caranya dengan menggunakan pipa yang ditanam dalam dinding batu bata. Pipa tersebut merupakan media jalannya air. Air itulah yang kemudian digunakan untuk menghambat laju panas dari luar. Setelah diteliti, ternyata terdapat perbedaan suhu luar dan dalam sebesar 4,3â° Celcius.
Dengan adanya perbedaan temperatur tersebut, Flow Wall ciptaan mereka bisa digunakan untuk mendinginkan ruangan rumah tanpa menggunakan AC. Rumah pun bisa sejuk serta ramah lingkungan.
Sekilas Profil Peneliti
Zahro, putri dari pasangan Rodhiyatun dan M Soleh ini mengaku menggemari gambar perspektif dan mekanika. Sempat berkali-kali memenangi lomba, ternyata tak membuat kisah hidup Zahro selalu sukses. “Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang saya buat tidak pernah lolos dan didanai,†ujar Zahro.
Zahro, mahasiswi asal Tuban yang memiliki hobi menulis dan entrepreneur ini, kini memiliki kesibukan mengajar di TPA Baitul Muttaqin Keputih. Mahasiswa Berprestasi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) tahun 2010 ini masih tercatat sebagai penerima beasiswa Sampoerna Foundation.
I Ketut Hartana, yang akrab disapa Ketut merupakan mahasiswa asal Denpasar. Lelaki kelahiran 31 Oktober 1991 ini pernah memenangkan ide dan presentasi terbaik PKM-Gagasan Tertulis Tingkat Fakultas tahun 2010.
Dika, mahasiswa kelahiran Pasir, Samarinda 12 Januari 1991 masuk ITS lewat jalur PMDK EPI (East Part of Indonesia). PMDK yang dikhususkan untuk calon mahasiswa yangtinggal di Indonesia bagian Timur tersebut hanya ada pada saat itu.
“Dulu saya ingin kuliah di Teknik Sipil karena tidak ada pelajaran kimia,†ceritanya sambil tertawa. Dika adalah owner Juragan Degan, PKM Kewirausahaan yang didanai dan kini telah sukses. Dika yang merupakan putra dari Siti Maryamah dan Nurjakem ini juga pernah tercatat sebagai staf Badan Eksekutif Lembaga Mahasiswa (BELM) FTSP ITS.
Sebentar lagi, dua mahasiswa Teknik Sipil angkatan 2007 ini akan lulus dari ITS. Zahro mengaku ingin menjadi dosen atau bekerja terlebih dahulu setelah lulus. Berbeda dengan Dika, ia agak bingung, “Saya ingin menjadi kontraktor dan pengusaha. Namun orangtua menginginkan saya menjadi PNS,†tuturnya.
Berbekal motto hidup yang unik "di Mana Ada Uang, di Situ Ada Saya", Dika tak menampik bila selanjutnya ingin bekerjasama dengan pihak Holcim untuk mengembangkan ide inovatif Flow Wall-nya. (ers/hoe)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi