Dalam sosialisasi ini hadir Rizki A Zaelani, seorang kurator sekaligus kritikus seni yang tak lain adalah penggagas Pameran Bayang. Pameran yang akan diadakan Juli mendatang ini, terlebih dahulu di sosialisasikan ke beberapa kota. Untuk kota Surabaya, Jurusan Despro terpilih sebagai tempat pelaksanaan sosialisasi.

Sosialisasi yang sebelumnya sudah dilaksanakan di Semarang, Solo dan Jogja ini bertujuan mengajak mahasiswa dan dosen Jurusan Despro untuk ikut berpartisipasi dalam pameran. Tak hanya dari Despro, hadir dalam acara ini para seniman dari Jawa Timur yang diharapkan nantinya dapat turut menampilkan karya-karya seninya.

Dijelaskan oleh Rizky bahwa Pameran Bayang sebenarnya merupakan pameran seni rupa Islami. ”Jadi karya seni yang ditampilkan dalam pameran ini didalamnya harus terdapat nilai-nilai Islam,” ujar Rizky.

Jika karya seni rupa Islami biasanya hanya identik dengan kaligrafi, Pameran Bayang mengharapkan adanya karya seni rupa dalam bentuk lain. ”Yang akan dipamerkan adalah karya seni rupa Islami yang kontemporer namun harus sesuai kaedah Islam,” jelas Rizky

Terjadi sedikit perdebatan kecil dalam sosialisasi ini. Perdebatan itu tak lain soal pengertian dari karya seni rupa Islami dan tema yang dimaksudkan dalam pameran ini. ”Masih bingung dengan maksud pamerannya, tema bayang sepertinya kurang konkret,” ujar salah satu peserta sosialisasi.

Kemudian Rizki kembali menjelaskan bahwa maksud dari karya seni rupa Islami adalah segala bentuk karya seni rupa yang tidak melanggar kaedah Islam, dan memiliki pesan-pesan yang berkenaan soal Islam. Sedangkan tema bayang adalah filosofi yang dapat diartikan sebagai refleksi diri. ”Sehingga pesan yang disampaikan dalam karya seni rupa ini dapat berupa refleksi atau cermin diri,” pungkas Rizky.

Tidak semua karya seni rupa yang dikirim akan ditampilkan dalam pameran ini. Nantinya semua karya akan diseleksi terlebih dahulu . Panitia akan mengumumkan karya-karya yang akan ditampilkan pada akhir Juni nanti. (ald/hoe)