Acara ini merupakan program tahunan yang memang dikhususkan untuk seluruh mahasiswa baru Teknik Kimia. ”Tujuan kuliah ini adalah untuk memberikan bekal dan mempersiapkan mahasiswa baru sebelum terjun langsung di laboratorium,” ungkap Fitrilia Hajar Pambudi, Ketua Departemen Education and Student’s Prosperity Himatekk.

Pengetahuan akan keselamatan kerja merupakan hal mendasar yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa yang akan bekerja di laboratorium. Hal ini menjadi penting agar setiap mahasiswa mampu melakukan tindakan pertama ketika terjadi insiden yang tak diinginkan.

Selama kurang lebih dua jam, Hans banyak menjelaskan mengenai tiga hal. Pertama adalah peralatan laboratorium. Hans menekankan pada potensi penggunaan  peralatan dari kaca sebagai alat pratikum. “Keuntungan material kaca adalah tahan terhadap banyak bahan kimia. Sehingga kemungkinan bereaksi dapat diminimalkan,” papar Hans. Dalam uraiannya. Untuk membuktikannya, ia melakukan praktik langsung dengan alat-alat yang sebelumnya telah ia persiapkan.

Kedua, adalah mengenai potensi kecelakaan yang terjadi di laboratorium.  Menurutnya, ada dua jenis  kecelakaan yang sering terjadi di laboratorium. “Kebakaran dan tumpahan cairan kimia,” jelas alumni jurusan Farmasi, Universitas Leiden, Belanda.

Ketiga, adalah mengenai penanganan limbah laboratorium. Dalam paparannya, pria kelahiran Jerman ini mengkritisi kebiasaan berbagai pihak yang malas untuk melakukan pengolahan limbah. Utamanya limbah-limbah logam seperti perak, Raks serta tembaga. “Logam-logam tersebut sangat berbahaya terhadap lingkungan. Apalagi jika sampai masuk ke sumber mata air,” tegasnya.

Dalam kuliah tamu yang bertajuk Keep Your Self Safety in Laboratorium ini, Hans merumuskan bahwa ada tiga hal yang perlu dimiliki oleh seorang pratikan sebelum melakukan pratikum di laboratorium. Yaitu teknik kerja laboratorium, penguasaan materi seputar bahan kimia dan fokus ketika bekerja. “Insiden dapat dihindari dengan cara melakukan ketiga hal tersebut," pungkasnya. (ran/az)