Bertempat di ruangan HH 204, sekitar empat puluh mahasiswa PENS mengikuti acara tersebut. Tim dari BEM ITS dikoordinasi oleh Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri). Pembicaranya dipimpin oleh Rintok Setyo W, salah seorang direktorat jenderal di kementrian tersebut.
Rintok menjelaskan terlebih dahulu sejarah organisasi-organisasi mahasiswa di ITS, mulai dari adanya BEM fakultas. Lalu berlanjut Dewan Mahasiswa yang kemudian berubah menjadi Senat Mahasiswa (SM) ITS pada 1990. Pada tahun 1993, SM ITS merasakan perlunya dibentuk sebuah konstitusi dasar yang mengikat seluruh mahasiswa ITS. Sedang pada tahun berikutnya, dilaksanakanlah Mubes yang pertama dan menghasilkan Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa (KD KM) ITS.
Pada tahun 1998, SM ITS berganti menjadi BEM ITS setelah adanya Mubes II. KD KM juga direvisi lagi pada Mubes III tahun 2001, menghasilkan lembaga-lembaga legislatif (LM) dan yudikatif (MKM). Namun setelah periode tersebut, belum pernah ada lagi ada Mubes. Padahal, setelah melalui beberapa macam pengkajian yang dilakukan oleh tim-tim khusus dari KM ITS, seperti Forum Komunikasi Hasil Mubes III (FKHM III) pada tahun 2009, beberapa ketentuan dalam KD KM tidak sesuai lagi dengan keadaan mahasiswa ITS saat ini.
Salah satu permasalahan yang paling mencolok adalah struktur KM ITS yang saat ini berlaku. Koneksi antara beberapa bagian KM ITS kurang jelas ataupun dianggap tidak sesuai. Terutama dari pihak Daerah Otonomi Politeknik (DOP). Ternyata, dari pihak PENS ITS pun belum semua mahasiswa paham akan posisi mereka di KM ITS. Banyak pertanyaan yang diajukan mengenainya.
Dalam struktur KM ITS, yang termasuk dalam DOP adalah para presiden BEM politeknik. Mereka berhak untuk berkoordinasi langsung dengan BEM ITS. Padahal, politeknik pun memiliki himpunan-himpunan mahasiswa dengan Ketua Himpunan (Kahima) sendiri. Tetapi himpunan-himpunan tersebut tidak bisa langsung berkoordinasi dengan BEM ITS seperti layaknya himpunan di bukan politeknik. Berkaitan dengan itu, ada pula yang menanyakan, mengapa kedudukan presiden BEM politeknik tidak setara dengan presiden BEM pusat.
Rintok serta tim dari BEM ITS menanggapi semua pertanyaan tersebut. “Inilah mengapa kita memerlukan sebuah musyawarah besar, untuk benar-benar menentukan posisi kita semua di KM ITS,†ujar mahasiswa Teknik Mesin tersebut.
Penyampaian aspirasi para mahasiswa sendiri dapat dilakukan melalui dua cara. Yang pertama adalah melalui anggota tim ad hoc Mubes IV, serta melalui Musyawarah Mahasiswa (Musma) yang akan diadakan pada sabtu (12/2) nanti. Ia mengajak PENS ITS untuk berpartisipasi penuh dalam acara tersebut.
Pendapatnya ditangguhkan oleh Presiden BEM ITS, Dalu Nuzlul Kirom. Ia mengharapkan partisipasi dari semua mahasiswa PENS, bahkan dari angkatan termuda sekalipun. Ia menjelaskan, karena angkatan-angkatan itulah yang akan menjalankan hasil-hasil dari Mubes IV. “Kami (Dalu menunjuk dirinya dan para pimpinan ormawa lainnya, red) yang sudah tua ini akan menyingkir dan hilang,†ujarnya disambut senyum para peserta. (lis/nrf)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung