Setelah berhasil menyingkirkan 265 tim lain di babak-babak sebelumnya, akhirnya lima tim  berhasil melaju di babak final.  Mereka adalah tim yang berasal dari SMAN 3 Malang, SMAN 1 Singaraja, SMAN 2 Bangil, SMA BPS Sragen  dan SMAK Penabur Serpong. Mereka bersaing untuk mendapatkan trofi Rektor ITS.

Sistem dari babak final NCC sendiri berbeda dengan babak-babak sebelumnya. Jika sebelumnya para peserta harus memeras otak dan mengatur strategi untuk memecahkan soal, namun di babak ini peserta diwajibkan untuk kreatif dan tampil meyakinkan dihadapan para juri.

Para peserta babak final diberi kesempatan untuk melakukan praktikum kesadahan air sesuai kreatifitas mereka. Selanjutnya mempresentasikan apa yang mereka dapatkan dari praktikum tersebut kepada tim juri. “Kami sediakan waktu 30 menit bagi mereka untuk mempergunakan bahan dan peralatan yang telah kami sediakan untuk praktikum, selanjutnya terserah kreatifitas mereka, ” ujar Anang Maryanto, ketua pelaksana NCC.

Setelah seluruh peserta selesai praktikum dan menuliskan hasil praktikumnya. Mereka berkemas menuju Ruang Sidang Fakultas Teknologi Industri (FTI) untuk mempresentasikan hasil praktikum mereka. Mereka diberi waktu sebanyak 15 menit untuk mempresentasikannya ke tim juri yang terdiri dari dua dosen Jurusan Kimia ITS yaitu Dr Dra Fahima Martak MS dan Yatim Lailun Ni’mah SSi MSi.

Setelah tiap tim telah mempresentasikan hasil praktikum mereka, tim juri pun mengumumkan hasil penilaian mereka. Tim SMAK Penabur Serpong berhasil menyabet Piala Rektor dengan menjadi Juara 1, diikuti oleh SMA BPS Sragen dan juara ketiganya adalah SMAN 3 Malang. “Senang sekali bisa menjadi juara di Olimpiade ini,” ujar Aloisius Rabata salah satu anggota tim pemenang NCC.

Dia juga mengungkapkan serunya mengikuti olimpiade kimia ini. “Semoga tahun depan kompetisi ini diselenggarakan kembali sehingga saya bisa mengikutinya lagi,” harapnya.(izz/hoe)