Mulanya, mahasiswa dari kedua himpunan saling memperkenalkan diri. Kontingen arsitektur Unpar unjuk gigi divisi-divisi dari himpunan mahasiswa mereka dengan presentasi video yang menarik.

Ternyata, himpunan mahasiswa mereka memang cukup unik. Ada sebuah wadah minat dan bakat bernama Arsitektur Hijau (Arjau). Dalam kelompok ini, para Arjau berkunjung ke berbagai daerah di Indonesia demi mendokumentasikan berbagai bentuk arsitektur vernakular negeri ini.

Ada pula divisi Kesejahteraan Mahasiswa (Kesma) yang mempunyai slogan, “study hard, play harder” (belajar yang keras, bermainlah lebih keras). Tapi HM Ars datang membawa misi yang lebih besar. Yaitu, rencana untuk Big Project 2011.

Apa yang mereka bawa ini memang benar-benar proyek yang besar. Dalam Big Project, seluruh divisi himpunan saling bersatu untuk mewujudkan sebuah proyek yang minimal berskala Jawa dan berkaitan dengan isu arsitektur tertentu.

Tahun ini, HM Ars berencana untuk membuat sebuah acara seputar permasalahan arsitektur dan pemanasan global. “Seperti bagaimana arsitektur dapat mempengaruhi perilaku manusia yang lebih hemat energi,” gagas ketua HM Ars Emanuel Agung Wicaksono.

Mahasiswa angkatan 2008 ini mengatakan bahwa Big Project pun membutuhkan kerjasama dan kesatuan dari himpunan mahasiswa arsitektur dari berbagai universitas di Jawa. Sehingga hasilnya bisa memberikan dampak yang luas pula.

Mereka telah terlebih dahulu mengunjungi Universitas Indonesia (UI), Bina Nusantara University (Binus), Universitas Tarumanegara (Untar) dan Universitas Diponegoro (Undip). “Kami berharap mahasiswa arsitektur ITS juga dapat membantu nantinya,” harap Emanuel.

Ketua himpunan mahasiswa (Kahima) Sthapati, Christian Dwi Bramantyo menyambut baik ajakan tersebut. “Kami merasa senang dan bangga, semoga ini bisa merekatkan hubungan antara mahasiswa arsitektur di Indonesia,” tuturnya.

Acara kunjungan mahasiswa Unpar tersebut ditutup dengan acara makan dan foto bersama. Setelahnya, para anggota HM Ars langsung berangkat menuju Malang untuk kunjungan selanjutnya di Universitas Brawijaya. (lis/hoe)