"Padahal kenari dan nipah bisa dijadikan sumber energi dan banyak manfaatnya," ungkap Prof Dr Ir H Djoko Sungkono MEngSc PE yang sekarang menjadi pakar di bidang energi. Djoko, guru besar asal jurusan Teknik Mesin ini sudah banyak berkutat di bidang energi dan melakukan puluhan penelitian.
Kepala laboratorium motor bakar ini menuturkan sudah banyak penelitian yang dihasilkan dari laboratoriumnya. Misalnya penelitian terhadap tiga belas macam biji-bijian yang dapat dijadikan biodiesel dan dua belas penelitian mengenai brown gas. Brown gas sendiri merupakan suatu gas yang ditambahkan pada bahan bakar kendaraan bermotor untuk menambah efisiensi dan mengurangi polusi.
"Penelitian yang baru selesai adalah kompor dengan bahan bakar ethanol 96 persen," ungkap Djoko sambil menunjukkan desain kompornya. Dosen yang memiliki paten sarangan kompor minyak tanah ini menuturkan kompor hasil penelitiannya ini bisa bertahan selama 6,5 jam menggunakan satu liter ethanol dengan suhu api 780 derajat celsius.
Lebih lanjut Djoko mengugkapkan bahwa penelitian pada bidang energi di ITS tidak hanya dilakukan di jurusan Teknik Mesin saja namun juga dilakukan di beberapa jurusan lain seperti di Teknik Fisika, Teknik Kimia, Fisika dan yang lainnya yang saling bersinergi. " Saya bangga saat ini bisa dibilang ITS sebagai leader di bidang energi," papar Djoko.
"Penelitian energi mengarah untuk lingkungan sejak tahun 2000 keatas," tukas pembuat buku ajar motor bakar torak ini. Djoko menambahkan saat ini semua sudah sadar bahwa energi itu penting dan tidak selamanya manusia bergantung pada energi fosil. Sumber energi bisa dihasilkan dari limbah atau sesuatu yang bernilai ekonomi rendah dan bukan bagian dari rantai makanan.
Djoko menuturkan saat ini telah banyak aplikasi di bidang biogas, energi matahari dan energi air. "Sudah banyak kawasan yang tidak bergantung pada Perusahaan Listrik Negara dan menjadi kawasan mandiri energi," kata Djoko.
"Semua penelitian belum tentu diproduksi secara massal dan belum tentu menguntungkan," jelas Djoko menanggapi isu krisis energi meskipun penelitian bidang energi meningkat. Djoko mengungkapkan, penelitian laboratorium nenpunyai tingkat keberhasilan 80 persen hingga 90 persen. Namun untuk aplikasinya tergantung pada pemerintah digunakan atau tidak.
Sebagai seorang peneliti, Djoko mengungkapkan kerjanya yaitu menemukan berbagai hasil penelitian yang terkadang berseberangan dengan kepentingan tertentu. Misalnya saja kepentingan politik yang membuat penelitiannya tidak dapat diaplikasikan. "Kita sebagai peneliti membuat banyak penelitian dan bila suatu saat hal itu dibutuhkan, kita sudah siap," Ujar Djoko.
"Bangsa kita sebenarnya bisa berdiri sendiri di bidang energi. Nantinya bisa menjual energi itu ke negara lain," harap dosen lulusan School of Mechanical Engineering, New South Wales University ini.
Djoko mencontohkan suatu contoh unik tentang ikan laut. Banyak nelayan yang membuang hasil tangkapan ikannya yang berlebih. Dikarenakan tidak tersedianya Tenaga listrik besar untuk membekukan ikan dalam frezeer. Bila ada energi listrik berlimpah, ikan bisa disimpan.
"Orang Indonesia yang dikelilingi lautan akan menjadi pemakan ikan yang bisa membuat mereka semakin pintar dan pintar sehingga membuat Indonesia maju karena orang pintar," tutup Djoko. (el/az)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung