Pria yang akrab disapa Andika ini mulai bergelut di bidang wirausaha sejak bergabung dengan Komunitas Mahasiswa dan Mengembangkan Bisnis (KOMmBIS) Surabaya. "Prinsip saya memulai bisnis adalah atm. Singkatan dari amati, tiru dan modifikasi," terang Andika yang merupakan mahasiswa jurusan Teknik Sipil ITS.
Lihat saja produk minuman teh yang telah banyak beredar di masyarakat. Teh yang mulanya biasa, kemudian diberi kemasan yang menarik tentu akan menaikkan nilai jual teh itu sendiri. Konsep tersebutlah yang dipakai andika dalam menjalankan usaha Juragan Degan.
Selama ini, es degan dijual dengan tidak memperhatikan faktor kebersihan. Buktinya saja banyak dijumpai penjual es degan di pinggir jalan yang berdebu dan sarat akan polusi kendaraan bermotor. Tentunya hal tersebut menimbulkan kesan yang kurang baik di mata para konsumen.
Karenanya, perlu ada inovasi agar nilai jual es degan naik dimata para penikmat minuman khas indonesia. Harapannya, es degan dapat diminati oleh berbagai kalangan, mulai dari menengah kebawah hingga golongan high class.
Ide tersebut dipresentasikan Andika saat forum KOMmBIs. "Hasilnya, saya pulang membawa kritikan dan saran terhadap ide bisnis saya," ungkap pria asal Samarinda ini. Kritik dan saran yang diterima Andika sempat membuat bisnisnya terhenti sejenak. Bukan karena putus asa, kritikan dan saran tersebut membuat Andika harus membenahi dan menyusun ulang rencana bisnisnya hingga matang. Selain itu, modal juga menjadi masalah yang sulit baginya untuk memulai bisnis.
Keresahan Andika untuk mendapatkan modal tak lama kemudian sirna. Pasalnya, ia berhasil mendapatkan modal dari Program Wirausaha Mahasiswa yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI). Dengan modal Rp 17,6 juta, Andika bergegas merealisasikan ide bisnisnya.
Dalam menjalankan Juragan Degan, ia bekerjasama dengan tiga temannya yang juga mahasiswa ITS. Yaitu, Imam Baihaqi dari Teknik Perkapalan, Devi Novita dari Teknik Industri serta Lambertus Wahyu Herman dari Sistem Informasi.
Mereka berempat segera mempersiapkan segala sesuatu untuk dapat menjalankan Juragan Degan. Misalnya mempersiapkan gerobak jualan, merancang kemasan, mencoba beberapa inovasi rasa, serta memulai tes pasar. Dari tes pasar yang dilakukan pada acara temu alumni Teknik Industri ITS, Juragan Degan mampu menjual 125 cup hanya dalam waktu 3 jam. "Hasil ini membuat kami makin optimis bisa laku keras di pasaran Surabaya," ungkap Andika.
Ketika ditanya mengenai pilihan nama Juragan Degan, Andika menjawab bahwa ia dan timnya mempunyai impian menjadi juragan. "Juragan yang ahli dalam mengolah degan," ungkapnya sambil terseyum. Sampai saat ini, terdapat tujuh varian produk yang dijual oleh Juragan Degan. Yakni, Coco Originale, Coco Javanese, Coco Jahe Javanese, Red de Coco, Coco for Green, Coco Milko dan Coco Juice.
Andika menambahkan, masih akan ada inovasi yang hadir di Juragan Degan. Salah satu produk yang tengah dipersiapkan adalah rujak degan. "Saat ini yang menjadi favorit remaja adalah Coco Juice . Sedangkan, untuk dewasa adalah Coco Jahe Javanese," tutur pria yang mempunyai hobi bermain catur ini.
Dengan tema produk Kelapa Muda Portable dan Non Konvensional, ia berharap Juragan Degan akan menjadi trendsetter produk es degan di masa datang. "Mudah-mudahan dengan adanya Juragan Degan, dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia," jelasnya.
Manajemen Juragan Degan terus menggodok strategi agar usahanya makin berkembang. Nantinya, Juragan Degan akan melebarkan sayap dengan membuka franchise dengan lokasi kios menetap dan juga gerobak jualan yang mobile.
"Kami sudah menyiapkan dana untuk membeli gerobak jualan baru," terang Andika. Rencananya, ia juga akan menawarkan produknya ke beberapa outlet makanan ternama. Saat ini produk Juragan Degan tengah diteliti kandungan gizinya. Guna mendapatkan sertifikasi dari labolatorium.
Dalam merintis Juragan Degan, tidak jarang andika menemui hambatan. Misalnya saja proses pemesanan gerobak jualan. Uang muka untuk membuat gerobak lenyap dan gerobak tidak didapatnya. Pasalnya, Andika terlanjur mempercayai orang yang menawarkan diri untuk membuat gerobak. Sehingga, perjanjian disepakati tanpa adanya kontrak yang jelas. "Hikmahnya saya kini lebih hati-hati terhadap orang. Tetap mengutamakan hitam di atas putih," pungkas Andika (m9/az)
Kampus ITS, ITS News – Retinopati Diabetik merupakan komplikasi diabetes yang berisiko tinggi menyebabkan kebutaan permanen jika terlambat ditangani
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendukung penguatan kolaborasi akademik nasional melalui terpilihnya Prof Dr
Mojokerto, ITS News – Sebagai wujud dukungan terhadap program One Pesantren One Product (OPOP) Jawa Timur, tim Pengabdian kepada Masyarakat
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah resmi meluncurkan Golden Ticket Admisi Program Sarjana 2026. Diresmikan