ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
04 Desember 2010, 18:12

Raih Juara PORSENIMA, Bidik Emas POMNAS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Berawal dari hobi, karate sudah menjadi bagian dari hidup mahasiswa bernama lengkap Priasmoro Galih Santoso. Galih sudah giat berlatih karate sejak kelas 2 SD. Selama ini, ia sudah ikut dalam beberapa klub karate. Sebut saja, Hatary Club, Lembaga Karate (LEMKARI) Jawa Timur, dan Pemusatan Latihan Cabang Federasi Olahraga Karate Indonesia Surabaya.

Tak hanya sekedar hobi, sederet prestasi diraih berkat keahliannya dalam seni bela diri karate ini. Diantaranya, juara satu piala Komite Oahraga Nasional Indonesia (KONI),  juara tiga piala Mendagri dan Mendiknas,  juara dua Kejuaraan daerah Federasi Olahraga Karate (FORKI) Malang, dan juara dua Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Surabaya.

Pria kelahiran Gresik, 5 Januari 1992 ini, awalnya mempunyai cita-cita menjadi seorang tentara. Akan tetapi karena postur giginya yang tumbuh horizontal, ia gagal dalam seleksi penerimaan Akademi militer yang diikutinya. Usahanya tidak sampai disitu saja. Dengan keyakinan bisa diterima karena didukung dengan sederet prestasi karate, ia mencoba untuk mendaftar ke Akademi polisi. Tapi nasib berkata lain. Lagi-lagi ia gagal dengan penyebab yang sama.

Anak dari pasangan Singgih Santoso dan Dwi Anggoro Mukti Ningsih ini akhirnya mencoba keberuntungan lewat jalan lain. Ayahnya yang bekerja di bidang Instrumentasi merekomendasikan Galih untuk kuliah di bidang yang sama. Dengan harapan bisa diterima di D3 Instrumentasi ITS, ia berlajar sungguh-sungguh dalam mengikuti ujian masuk program Diploma ITS. Hasilnya pun memuaskan, namanya termasuk dalam daftar mahasiswa baru 2010 program D3 Teknik Instrumentasi ITS.

“Karena alasan akademik, terpaksa harus meninggalkan karate selama berbulan-bulan,” cerita Galih. Ia menjelaskan bahwa demi bisa masuk ke D3 Teknik Instrumentasi ITS, ia harus meninggalkan hobinya itu untuk sementara waktu. Memang, selama delapan bulan terakhir Galih vakum dari aktivitas karetenya.  Dalam rentang waktu tersebut, ia gunakan untuk belajar sungguh-sungguh demi memenuhi keinginan kedua orang tuanya. "Senangnya bisa kembali berlatih karate," ungkapnya sumringah.

Saat ini, ia memiliki misi baru.  Ia berharap karate bisa membawanya ke Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS). Dengan menyabet juara satu pada PORSENIMA tahun ini kesempatan tersebut terbuka lebar. "Karena PORSENIMA kali ini memang diperuntukan khusus untuk mencari kader-kader yang akan mengikuti Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah (POMDA)," paparnya.

Mahasiswa semester 1 ini selalu merasa kangen ketika ia tak bisa latihan karate. Sebagian hidupnya sudah ia curahkan untuk bidang olahraga yang satu ini. Ayah dan kakak yang juga memang jago karate, membuatnya semakin tertantang untuk mendalami seni beladiri tersebut. “Tampaknya saya memang sudah ada bakat karate dari keluarga,” ujarnya sambil tertawa. Meski kakinya pernah mengalami cedera, anak bungsu dari dua bersaudara ini tidak pernah jera untuk berlatih karate lagi. Motivasi dan dukungan dari keluarga membuatnya semakin bersemangat untuk tetap berada di jalur karate. (m2/az)

Berita Terkait