ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
20 November 2010, 19:11

Penulis Buku Serahkan Bantuan Korban Merapi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Mereka menamakan dirinya dengan sebutan Pemuda Tanggap Bencana 2 (Panca 2). Terdiri dari 8 mahasiswa yang berasal dari aliansi keluarga mahasiswa  (KM) ITS. Seperti Unit Kegiatan Mahasiswa Pramuka, Pecinta Lingkungan Hidup Siklus, Resimen Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS.

Koordinator Panca 2, Wipri Alma mengungkapkan, ini adalah kali kedua setelah Jumat (5/11), Panca 1 juga menyalurkan sumbangan ke korban bencana merapi di Boyolali, Yogyakarta. Namun ada dua perbedaan, yaitu tempat dan bentuk sumbangan yang dibawa. “Tujuan Panca 2 kali ini ke empat desa di daerah Magelang,” jelasnya.

 Tim akan menetap di pengungsian Merapi selama tiga hari. Rencananya mereka akan membeli perlengkapan kebutuhan untuk korban bencana pada saat mencapai Magelang. “Berhubung ini tim kedua, dan kita sudah tahu medan yang kita lalui, maka lebih efektif bantuan dibawa dalam bentuk uang kemudian dibelanjakan saat mendekati pos pengungsian Merapi,” ujar Dalu Nuzlul Kirom, Presiden BEM ITS.

Rencananya tim ini segera bergabung dengan mahasiswa dari universitas sekitar lokasi bencana. Mereka langsung berkoordinasi dan membagi tugas untuk meringankan penderitaan korban bencana. “Insya Allah kami segera salurkan sesuai amanah yang diberikan,” tutur Satya Permana Aryanto, Menteri Sosial Kemasyarakatan BEM ITS.

Selain itu, setelah dua minggu launching buku 25 Mahasiswa Inspiratif, tim penulis buku menyerahkan hasil pelelangan buku tersebut kepada tim Mahasiswa Tanggap Bencana (Mahagana) ITS. “Alhamdulillah dana terkumpul sebanyak 3,8 juta rupiah,” ujar Bahtiar Rifai S, salah satu anggota tim.

Bahtiar, panggilan akrabnya, berharap banyak agar mahasiswa semakin tanggap serta kreatif dalam menghadapi bencana yang terjadi pada negeri ini. Segala potensi yang mahasiswa miliki bisa dijadikan modal sebagai bentuk kepedulian. Apalagi menurutnya, ITS merupakan kampus yang berpotensi menyelesaikan permasalahan ini dari sisi teknologi. “Tidak harus penggalangan dana di jalan-jalan,” simpulnya sambil mengambil contoh bahwa teman-teman mahasiswa yang hobi menulis pun bisa turut berkontribusi lewat tulisannya.(rik/bah)

 

Berita Terkait