ITS News

Senin, 22 Desember 2025
14 November 2010, 00:11

Nggowes Lansia, Tebar Virus Bersepeda di Surabaya

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Tua-tua keladi, makin tua makin jadi. Layaknya istilah ini memang pantas mewakili semangat 17 lansia tersebut. Demi merayakan dies emas ITS, mereka melakukan perjalanan sejauh 847 kilometer Jakarta-Surabaya dengan sepeda kesayangan masing-masing. Menakjubkan, mereka mampu menempuh perjalanan panjang itu selama delapan hari.

Ketika ditanya mengenai kelelahan, Gunawan dengan bangga menjawab tak ada kata lelah untuk hidup sehat. “Kami lansia harus selalu jaga kesehatan,” tuturnya. Bagi alumni Teknik Mesin tahun 1986 ini, bersepeda merupakan solusi apik untuk masyarakat yang mengaku sibuk dan tak punya waktu luang berolahraga.

Pemilik Digital Offset ini memang mulai membiasakan bersepeda sejak divonis mengidap penyakit jantung lemah. Begitu pula anggota tim nggowes lainnya. Setelah bersepeda mereka merasa jantung semakin sehat. Bahkan, hasil pemeriksaan jantung sebelum pemberangkatan membuktikan bahwa jantung mereka sehat total. “Anggota kami yang paling tua justru yang paling sehat jantungnya,” ujarnya sembari tertawa.

Lalu mengapa bersepeda itu juga disebut hemat? Gunawan menyebutkan bahwa dengan bersepeda masyarakat mampu menghemat pengeluaran sampai Rp 300 ribu tiap bulan. Sedangkan, untuk kreditnya, sebesar Rp 400 ribu pun bisa dihemat.

Para lansia ini memang aktif mengkampanyekan hidup bersepeda. Bukan tanpa alasan. Mereka cukup prihatin dengan kondisi bangsa saat ini. Diakui Gunawan, negara Jepang yang membuat sepeda motor tak mau memakainya. Tapi justru Indonesia saling berebutan memakai motor. “Meski jarak yang ditempuh hanya 500 meter, masyarakat sudah pakai motor,” keluhnya.

Selain berkampanye, tim ini juga melakukan uji coba sepeda karya Teknik Mesin ITS. Sepeda yang dicoba Petrus ini sudah menunjukkan keunggulannya. “Sepedanya nyaman dan sporty untuk mountain bike,” jelasnya.  Ia bersama tim nggowes lainnya berharap sepeda bukan lagi disebut alat transportasi saja, melainkan juga alat olahraga. “Semoga di Surabaya nanti bisa ada kawasan yang bebas motor,” harapnya. (esy/yud)

Berita Terkait