Butet dan Djaduk memboyong Orkes Kontemporer ‘Sinten Remen’ dalam acara peringatan Dies Natalis Emas ITS. Acara yang berlangsung di halaman parkir ITS ini, sempat diundur satu jam karena terkendala masalah listrik.
Namun, bukan Sinten Remen jika tidak bisa memanfaatkan momen tersebut. Dengan penerangan seadanya, akhirnya mereka tampil secara akustik, tanpa tata pencahayaan, dan tanpa panggung. Butet dan Djaduk ditemani dua penyanyi wanita. “Inilah tantangan seorang seniman harus siap dengan segala keadaan,†kata Butet, Kamis 28 Oktober malam.
Seperti biasa, Butet tampil dengan konsep humor namun sarat dengan kritik sosial. Sesekali, sentilan-sentilannya disahuti Djaduk sehingga penonton yang hadir langsung tertawa. Dalam dialog, Butet mendukung konsep ITS yang baru yakni Meningkatkan Kecerdasan Entrepreneurship Melalui Seni. “Kalau bisa ya mahasiswa ITS bikin alat pendeteksi kebohongan buat para pejabat yang nakal, biar ketahuan mana pejabat yang bermental maling," sahutnya.
Djaduk seketika bertanya, "Apa beda pejabat dan mahasiswa?" Butet menjawab, “Para pejabat bisanya studi banding ke luar negeri, sementara mahasiswa ke luar negeri untuk memenangkan kompetisi," sahutnya disambut tawa penonton.(rhs)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung