ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
31 Oktober 2010, 06:10

Creativepreneurship ala Indonesia Kreatif

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ceativepreneurship for Nation Competitiveness merupakan dialog interaktif hasil kerjasama Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dengan Indonesia Kreatif, yaitu komunitas yang menyediakan ruang publik digital bagi pemerhati ekonomi kreatif di Indonesia. Acara ini dilaksanakan di empat universitas yaitu Universitas Internasional Batam, Universitas Udayana, Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto, serta Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Menurut Ketua Program Ir Agus Windharto DEA, tujuan penyelenggaraan acara ini adalah sebagai aktivasi ekonomi kreatif di kampus. Terlebih lagi ITS yang memiliki Jurusan Arsitektur, Despro dan Game Technology sangat potensial menjadi embrio ekonomi kreatif. “Intinya sebenarnya adalah tidak hanya bisa berkarya tetapi juga berpromosi,”ujarnya.

Acara ini sendiri dibuka oleh Pembantu Rektor IV ITS Prof Ir Eko Budi Djatmiko MSc PhD serta Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Departemen Perdagangan Republik Indonesia  Subagio, MM. Sebagai pembicara pertama dihadirkan Andrie Trisaksono, sorang desainer produk industri dan manufaktur. Andrie adalah pendiri PT. Tricahya Inti Cipta (TRITEK), satu-satunya perusahaan yang memproduksi produk nasional untuk mesin transaksi elektronis (ATM, Red) di Indonesia. Most Promising Entepreneur 2008 versi Asia-Pacific Entepreneurship Award 2008 ini banyak memaparkan mengenai pentingnya membaca peluang dalam dunia industri.

Di sesi kedua dihadirkan Musa Widyatmojo. Perancang busana yang telah berkiprah lebih dari 20 tahun di blantika fashion Indonesia ini banyak memotivasi peserta untuk memulai usahanya. “Pertama, pilihlah bidang yang paling kalian suka,“ nasihatnya. Berkaca dari pengalamannya sendiri, Musa menyebut kesenangannya pada dunia fashion-lah yang membawanya dari seseorang yang berkantor di garasi hingga kini memiliki empat perusahaan di bidang fashion. “Karena suka, walaupun susah kita akan tetap berusaha,” tambah Ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia periode 2003-2008.

Musa juga menyebut bahwa ketakutanlah yang merusak mimpi-mimpi kita. Menurutnya yang terpenting adalah berusaha, hasilnya adalah urusan Tuhan. Musa tak lupa mengingatkan para peserta untuk beramal selama berbisnis. bentuknya bisa jadi seperti pihaknya yang tetap berkomitmen untuk membantu pengusaha kecil dengan cara menggunakan batu produksi pengrajin di Jombang sebagai aksesoris karyanya, maupun menggunakan kemasan sepatu yang terbuat dari anyaman kreasi negeri kita sendiri.

Dalam acara ini peserta juga diajak untuk lebih peduli pada kekayaan Indonesia melalui paparan Yori Antar. Arsitektur kawakan ini berbagi kisahnya mengenai pelestarian rumah adat di Waerebo, Flores Barat, yang diharapkan bisa dijadikan acuan bagi pelestarian rumah-rumah tradisional di seluruh Nusantara.Terakhir penyanyi jazz Iga Mawarni dihadirkan untuk membawakan presentasinya mengenai Memberdayakan Diri di Dunia Seni. Selain itu penyanyi bersuara alto ini juga menyempatkan diri menyanyikan lagu sehingga mendapatkan sambutan cukup meriah dari para peserta. (tyz/bah)  

Berita Terkait