ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
16 Oktober 2010, 10:10

Kritisi Kondisi Pangan, BEM ITS Tagih Janji Presiden

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Bisa dikatakan  kondisi pangan Indonesia masih memprihatinkan. Di kemerdekaannya yang ke-55, swasembada pangan belum bisa dicapai. Bahkan nilai impor pangan Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Data Departemen Perindustrian dan Perdagangan menyebutkan impor beras tahun 2001 mencapai 1,5 juta ton, sementara tahun 1997 hanya 349 ribu ton. Kecenderungan yang sama juga terjadi pada kedelai. Impor kedelai yang tahun 1997 sebesar 868 ribu ton meningkat menjadi 921.000 ton tahun 2000 dan 1,3 juta ton tahun 2002.

“Hal ini menunjukkan tidak adanya kemampuan Indenesia dalam mencukupi kebutuhan pangannya,” kata Ricky Permana Putra. Menteri Kementrian Sosial Politik BEM ITS ini juga menambahkan, tidak ada realitas janji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang diantaranya mewujudkan swasembada pangan dalam masa pemerintahannya. “Bagaimana bisa swasembada kalau kebutuhan pokokya saja impor,” tambah Ricky.

Untuk itu, BEM ITS melalui Kementrian Sosial Politik menyebarkan wacana ke berbagai media lokal baik cetak maupun elektronik yang berisi tentang tuntutan serta harapan-harapan akan kondisi pangan Indonesia. Diantaranya menuntut adanya  ketegasan pemerintah dalam mengatasi masalah pangan. Misalnya masalah produk pangan nasional Indomie yang baru-baru ini merebak.

“Kami juga menuntut SBY punya politic will yang pro rakyat, salah satunya mengembalikan fungsi BULOG (Badan Urusan Logistik, red) sebagai stabilisator harga beras nasional,” terang Mahasiswa Teknik Fisika ini.

Dengan begitu BEM ITS berharap Indonesia bisa menjadi bangsa yang mandiri dan tidak tergantung pada negara lain. “Indonesia negara agraris, tapi petani sulit menikmati jirih payahnya ditengah tengkulak-tengkulak asing yang menjual produk murah di Indonesia,” kata Ricky.

Selain untuk memperingati Hari Pangan Internasional, gerakan pengkritisan pemerintah ini juga ditujukan sebagai gerakan manuver menjelang hari jadi enam tahun pemerintahan SBY (20/10) mendatang. “Pernyataan sikap ini sekaligus menjadi eskalasi gerakan menuju 20 Oktober 2010,” tutur Ricky.

BEM ITS yang tergabung dalam aliansi BEM SI akan turun dalam aksi nasional di Jakarta mendatang. Selain itu, aksi serupa juga akan digelar serentak di wilayah-wilayah aliansi sebagai pernyataan sikap pengkritisan pemerintahan SBY selama enam tahun dan satu tahun pemerintahan SBY-Boediono. Kabarnya dalam aksi tersebut juga akan diterbitkan buku catatan hitam SBY hasil kajian dari aliansi BEM Seluruh Indonesia. (fz/yud)

Berita Terkait