Seminar ini dibuka oleh Presiden BEM ITS, Dalu Nuzlul Kirom. Ia mengungkapkan bahwa masyarakat merasa hal-hal yang selama ini dilakukan oleh mahasiswa, seperti aksi dan demonstrasi, tidak menghasilkan sesuatu dan justru dianggap bukan suatu tindakan yang membela mereka. "Seperti yang dilakukan teman-teman kita di Indonesia Timur yang justru membakar taksi-taksi di jalanan," tutur mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ini.
Pada intinya acara ini merupakan sebuah sosialisasi dari Kementrian Sosial Kemasyarakatan (Sosma) BEM ITS tentang program Social Development Sepuluh Nopember (SDSN). SDSN adalah suatu bentuk inisiasi dari Sosma BEM ITS untuk mencapai sebuah mimpi bersama, yaitu menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang mandiri. "Agar dapat mencapai kondisi masyarakat yang lebih baik, sehingga terbangun masyarakat yang mandiri dan sejahtera," ungkap Satya Permana Aryanto selaku Menteri Sosma BEM ITS.
Karakter utama SDSN antara lain adalah berbasis masyarakat, berbasis sumber daya setempat, dan berkelanjutan. Oleh karena itu SDSN mengusung jargon From Charity to Sustainability. SDSN ini memang merupakan program bertahap yang membutuhkan proses cukup panjang. Dimulai dari tahap survei daerah dan diskusi pakar, analisa SWOT, identifikasi kebutuhan dan tantangan masyarakat setempat, perancangan rencana strategis, diskusi dan bimbingan intensif dengan pakar, eksekusi dan monitoring, hingga evaluasi di akhir program. Sampai saat ini, program SDSN baru sampai tahap pertama yaitu survei tempat dan diskusi pakar.
SDSN bukan hanya milik BEM ITS dan tidak hanya akan dijalankan oleh BEM ITS. Dalam SDSN semua HMJ dan LMF di Keluarga Mahasiswa (KM) ITS akan bersatu melakukan sesuatu yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. "Misalnya, yang melakukan survei dan analisis kondisi daerah adalah teman-teman Statistika dan Teknik Industri," ujar Satya.
Selain itu, Satya mengungkapkan bila inovasi alat yang dibutuhkan masyarakat dapat dilakukan oleh teman-teman dari berbagai jurusan yang lain sesuai bidang masing-masing. "Jadi mahasiswa ITS mempunyai program pengabdian masyarakat (pengmas) bersama, tidak lagi terpecah-pecah dan dibuat sendiri-sendiri oleh tiap HMJ dan LMF," tambah mahasiswa Jurusan Teknik Eletro angkatan 2007 ini.
Acara ini juga diisi oleh Yudha Permana Putra yang merupakan mahasiswa Universitas Airlangga dan juga aktivis sosial. Yudha menyampaikan materi bertajuk Mahasiswa dan Gerakan Sosial-Kemanusiaan. Selain itu dihadirkan pula Maria Anityasari dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS. Dosen Jurusan Teknik Industri ini menyampaikan materi terkait social development yang berkelanjutan. Pada akhir acara, dilakukan pula launching SDSN yang ditandai dengan penandatanganan pernyataan oleh seluruh perwakilan HMJ dan LMF di KM ITS. (sat/yud)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung