Antusiasme keluarga besar ITS dalam menyambut pemilihan Calon Rektor ITS September mendatang mulai terlihat. Di hari pertama acara Temu Kenal Bakal Calon Rektor ITS yang digelar panitia Panitia Pemiliha Calon Rektor (PPCR) ITS, ruang auditorium gedung Pasca Sarjana tersebut penuh sesak, bahkan tak sedikit civitas akademika yang harus rela duduk di lantai demi menyaksikan jagoan bacarek mereka memaparkan visi misinya.
Dr Agus Windharto DEA, Ir Priyo Suprobo MS PhD, Triyogi Yuwono, dan Daniel Mohammad Rosyid PhD dipertemukan dalam acara yang berlangsung empat jam tersebut. “Semoga dengan adanya temu kenal bacarek ini nantinya bisa mengeluarkan nama yang benar-benar sesuai dengan kebaikan kita bersama,†ungkan Sri Utomo selaku Ketua PPCR.
Agus Windharto yang mengusung Spirit of Innovation mendapat kesempatan pertama dalam memaparkan visi misinya. “ITS sudah maju di banyak bidang, hanya saja kurang satu kata yaitu inovasi,†ujar mantan Katua Jurusan Desain Produk ini. Inovasi berarti berubah, berkembang, dan selalu baru dengan ide-ide kreativ yang dipunya, lanjut Agus.
Pria yang punya serentetean karya di bidang industri creative ini menekan kan dalam pemaparan visinya bahwa ia ingin membawa ITS agar bisa menjadi perguruan tinggi terdepan dengan basis sinergitas antar elemen. Dengan mengembangkan kurikulum akademik yang berbasis kompetensi dan kreativitas, meningkatkan kesejahteraan civitasnya dengan adanya unit-unit produktif yang komersial.
“Unit-unit produktif ini yang nantinya bisa menggiring civitas ITS menjadi entrepreneur, dosenpreneur, pensionpreneur,dan managerpreneur,†ujarnya lantang disambut tepukan meriah dari sejumlah audiens yang hadir.
Di kesempatan kedua, menampilakn bakal calon rektor yang sekaligus masih menjabat sebagai rektor aktif ITS, Priyo Suprobo. Tampil dengan batik merah, bacarek bernomor urut sembilan ini tampak percaya diri dan penuh semangat dalam menyampaikan Gain More sebagai slogan rencana stategisnya. “Jika 2006 silam saya mengajukan Gain Pros, maka sekarang adalah Gain More,†ujarnya penuh semangat.
Menghabiskan jatah dua puluh menit waktu yang diberikan oleh moderator, Probo banyak mengumbar perjalanan kesuksesan program kerjanya di masa jabatan sebelumnya. Selain itu ia juga mempunyai serangkaian rencana strategis dalam ranggka mewujudkan kesejahteraan ITS secara menyeluruh. Dengan mengoptimalkan peran kerjasama empat elemen ITS mahasiswa, dosen, karyawan, dan alumni.
Tak ragu-ragu, di akhir paparannya, Probo meminta dukungan pada semua civitas akademika ITS untuk kembali memilihnya dan melanjutkan kepemimpinannya. “Pilih nomor sembilan untuk melanjutkan dan menuntaskan perjuangan mengembangkan ITS,†ujar probo mengakhiri paparannya.
Tak mau ketinggalan, Troyogi Yuwono pun tampil prima. Dengan balutan kemeja polos biru dan dasi, Triyogi berhasil memikat audience dengan paparan visi misinya. Kebersamaan, Kesejahteraan, dan Keuggulan, begitu misi yang diusung professor Teknik Mesin satu ini. Di poin keunggulan Triyogi menekankan pada pengembangan sumber daya laboratorium, juga pemberdayaan program sarjana sebagai pusat riset. “Pacsa Sarjana perlu dikembangkan dan diberdayakan sebagai penggerak utama menuju Universitas Risek,†tukasnya.
Di awal pemaparannnya, Triyogi sempat mengeluarkan sebuah testimony saat menyampaikan Filosofi Angsa menurutnya. “Sekumpulan birung yang terbang selalu membentuk pola V, secara ilmiah terbukti bahwa pola tesebut ternyata mengandung unsur kerjasama yang luar biasa. Termasuk jika pemimpin lelah dalam memimpin kelompoknya, maka dengan senang hati anggota yang lain akan menggantikan,†ujarnya disambut tepukan sekaligus gemuruh sorakan dari audience.
Senada dengan ketiga bacarek yang lain Daniel pun menyampaikan visi misi yang ia bawa. Sedikit berbeda dengan yang lain, Daniel justru mengusung banyak perubahan dalam paparannya untuk ITS ke depan. “SPP ITS terlalu rendah, oleh karena itu SPP harus naik,†ujarnya segera memancing sorakan dari banyak pihak. Menurutnya secara operasional biaya yang dianggung tiap satu mahasiswa tersebut sangat tidak realistis.
Akan tetapi, meski Daniel mengusulkan agar biaya SPP naik, dosen Fakutas Teknologi Kelautan ini menghimbau bahwa biaya pendidkan tersebut tidak dibebankan pada mahasiswa. “Kenaikan SSP tidak ditanggung oleh mahasiswa, akan tetapi oleh sponsorship, ataupun berupa kredit pendidikan,†ujarnya. Kredit pendidikan tersebut sekaligus sebagai ganti dari beasiswa yang dalam paparannya hendak dihapuskan di kampus ITS.
Usai keempat bacarek memberikan visi misi yang mereka bawa, Edy Setyadi, selaku moderator memberikan kesempatan bertanya kepada masing-masing kelompok suara yaitu dosen, karyawan dan mahasiswa. Tidak disia-siakan, momen tersebut dijadikan ajang perkenalan interaktiv antar bacarek dan civitas akademika ITS. (fz)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan