Atmosfer Taman Alumni mendadak berubah saat maba dengan seragam khas putih hitam lengkap dengan jas almamaternya, memenuhi salah satu spot kampus perjuangan. Semua seragam, tanpa beda. Dress code yang ditentukan panitia tersebut berlaku tanpa kecuali sore itu hingga dua hari ke depan.
Gerigi diikuti tak kurang dari lima fakultas di ITS. Hanya saja, ada beberapa jurusan yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut. “Itu karena sebagian jurusan ada yang tidak mewajibkan maba ikut kegiatan ini,†jelas Nur Rohman W, Ketua Panitia Gerigi.
Di awal kegiatannya, ada pemandangan berbeda dari setiap plang yang menunjukkan identitas setiap barisan. Pada bagian depan setiap barisan selalu terpampang plang yang menunjukkan nama-nama suku di Indonesia. Cak Wid mengungkapkan alasan digunakannya nama suku-suku tersebut. “Belakangan, rasa nasionalisme sedikit terlupakan oleh mahasiswa, apalagi mahasiswa di kampus teknik,†tutur mahasiswa yang akrab disapa Cak Wid ini.
Tak butuh waktu lama bagi panitia untuk merapikan barisan maba yang terdiri dari delapan teritori. Tiap teritori terdiri dari sepuluh hingga sebelas suku tersebut. Persiapan barisan sebelum upacara pembukaan digelar itu berakhir dengan barisan model letter U.
Upacara diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne ITS. Tak ketinggalan setelahnya, Dalu Nuzlul Kirom selaku Presiden BEM ITS juga memberikan sambutan. “Universitas adalah rumah kaderisasi, tempat menimba ilmu, dan meningkatkan softskill, bukan tempat menyiapkan kita menjadi kuli-kuli perusahaan,†urainya dalam nada orasi.
Tak hanya itu, Dalu juga menambahkan terkait pentingnya teamwork. “Kata Sepuluh Nopember yang melekat di nama kampus ini bermakna perjuangan dan kepahlawan yang juga berarti kerja sama,†imbuhnya. Berkaca dari perjuangan arek-arek Suroboyo itulah, menurutnya mahasiswa ITS juga harus memiliki semangat saling bekerja sama. Usai sambutan, acara dilanjutkan doa. Sebagai penutup, diadakan pemilihan Ketua Suku dan Ketua Teritori.
Sementara itu menurut Ahmad Rifai, salah satu peserta dari Teritori 6, dirinya mengaku senang bisa mengikuti pengkaderan massal karena bisa berkumpul dengan teman-teman se-ITS. “Walaupun awalnya sempat takut juga karena ada istilah pengkaderan,†tuturnya di sela-sela kegiatan. (fi/nrf)
Kampus ITS, ITS News — Isu aksesibilitas dan layanan disabilitas kini tengah telah menjadi perhatian serius di berbagai perguruan tinggi.
Kediri, ITS News — Startup StrokeGuard yang didirikan oleh mahasiswa Jurusan Inovasi Digital Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjalin
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan bangga dapat berpartisipasi dalam ekspedisi ilmiah internasional “OceanX –
Bangkalan, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya untuk mendorong pengembangan dan kemandirian ekonomi pondok pesantren.