Carut-marut persoalan manajemen KBS yang tak kunjung usai hingga kini sudah menelan banyak korban. Kematian satwa-satwa koleksi KBS yang mencapai angka tiga ratus tiap tahunnya sejak 2006 pun sampai saat ini belum diusut tuntas sebab kematiannya. Hal ini membuat mahasiswa aliansi BEM ITS, BEM Unair dan BEM FKH Unair yang menyebut diri mereka sebagai Pencinta Satwa Surabaya gerah.
Memanfaatkan momen ulang tahun KBS yang ke 94, aliansi aktivis mahasiswa tersebut mengerahkan massa untuk menyikapi konflik internal KBS yang berlarut-larut. Poster-poster yang sarat dengan tuntutan dan kecaman pedas, mereka bawa guna menyuarakan suara mereka.
“Satwa-satwa yang ada di KBS juga punya hak untuk hidup dengan layak,†ucap Dalu Nizul Kirom dalam orasinya di depan massa yang berjumlah sekitar lima puluh mahasiswa tersebut. “Tidak sepatutnya satwa-satwa tersebut diperlakukan semena-mena apalagi sampai merampas hak hidup mereka,†lanjut Presiden BEM ITS ini.
Stany Soebakri dan Basuki Rekso Wibowo adalah pihak yang disebut-sebut sebagai dalang dari permasalahan di tubuh manajemen KBS. Dua kubu pengelola KBS ini bersikukuh untuk tetap memegang keuasaan pengelolaan managemen KBS dengan versi masing-masing. Sementara kasus intern yang tak menuai kesepakatan akhir, satu persatu satwa koleksi KBS berjatuhan tanpa ada sebab yang jelas.
Tidak hanya itu, managemen KBS yang telah diambil alih oleh Kementrian Kehutanan nyatanya belum bisa menghentikan konflik tersebut. Dan satwa kepunyaan KBS terus berjatuhan.
“Satu kata untuk manajemen KBS,†seru Arief Fatchurrahman, Presiden Mahasiswa BEM Unair membangkitkan emosi massa. “Bajingan!†jawab massa tak gentar di depan pagar KBS. Dalam orasinya, Arief juga menyebutkan kecamannya terhadap wacana yang dilempar Pemerintah Kota Surabaya yang akan melelang KBS pada investor. “KBS adalah aset bangsa yang tak boleh diprivatisasi dan dimiliki oleh satu pihak,†ucap Arif lantang.
“Dua kata untuk Pemerintah Kota,†serunya yang dengan kompak dijawab massa dengan kata “Mata Duitan!â€
Selain berorasi, BEM ITS juga menampilkan aksi teatrikal yang bermaksud menyindir manajemen KBS atas banyaknya satwa yang jatuh berguguran. Lengkap dengan atribut topeng satwa Buaya, Harimau, Kanguru, Rusa, dan Singa, mereka bawa sebagai simbol untuk memperagakan kondisi perlawanan terhadap pihak bersengketa Stany dan Basuki.
“Teatrikal ini menceritakan permasalahan di KBS sekaligus sebagai sindiran pada pihak yang bersengketa,†terang Mentri Sosial Politik BEM ITS, Ricky Permana Putra, yang juga berperan sebagai narator pada teatrikal berdursasi sepuluh menit tersebut.
Di penghujung aksi, tiap-tiap perwakilan lembaga aktivis mahasiswa membacakan tuntutan mereka pada manajemen KBS. Di antaranya agar mengusut tuntas kemtian satwa-satwa di KBS, memperjuangkan nasib satwa agar bisa hidup dengan nyaman, dan memperbarui managemen KBS. “Hidup Satwa Indonesia,†teriak salah satu orator menutup aksi sore itu. (fz/bah)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung