ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
30 Agustus 2010, 14:08

Mahasiswa ITS Gelar Lomba di Kawasan Dolly

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Immash Kusuma Pratiwi, salah seorang pengajar di Taman Baca tersebut tampak menenangkan murid-muridnya. Ia memang harus cukup bersabar menghadapi anak-anak kecil yang nakalnya sudah melebihi taraf normal. Ia tak sendirian, bersama sembilan mahasiswa ITS lainnya, ia sedang mempersiapkan perlengkapan lomba yang diselenggarakan untuk mengisi kegiatan di bulan Ramadhan tersebut.

“Kami ingin mewarnai Ramadhan dan rasa nasionalis mereka di suasana kemerdekaan,” ucapnya sembari tersenyum. Meski suaranya tak mampu melampaui kerasnya suara anak didiknya, ia tak terlihat lelah sedikitpun. Ia justru mengajak anak didiknya yang putri untuk segera memulai lomba pertama. Mengaji untuk perempuan dan adzan bagi putra.

Ada yang segera menuju kakak pengajar sekedar ingin diajari bacaan adzan yang benar. Ada pula yang serius belajar tajwid. Namun, tak sedikit pula yang bermalas-malasan. Meski begitu, Immash dan pengajar lainnya masih dapat menata kesabaran. “Masih banyak kok anak-anak yang serius,” tambah mahasiswi Sistem Informatika ini. Sesekali, suara gaduh anak-anak masih terdengar. Namun hebatnya, mereka mengikuti lomba tersebut dengan penuh keyakinan bisa berhasil membawa pulang hadiah.

Setelah lomba mengaji dan adzan rampung, para pengajar tampak mengarahkan anak-anak untuk mengikuti lomba selanjutnya. “Sekarang lomba menggambar dan mewarnai bersama orang tua,” ungkap Immash disela-sela kesibukannya membagikan lembaran kertas gambar.

Sebenarnya, kebanyakan anak-anak itu mengeluh ketika diminta memanggil orang tua, kakak, adik, atau keluarga lainnya untuk mendampingi menggambar. Entah apa sebabnya. Namun, ketika kakak pengajar lainnya mulai menghitung waktu untuk memanggil orang tua, serentak mereka lari ke rumah masing-masing. “Kami juga ingin berinteraksi dengan keluarga mereka,” ujar Immash.

Menurut Immash, lomba dengan didampingi orang tua akan mampu memupuk kerjasama dan kasih sayang orang tua terhadap anak. Lihat saja, ada ibu yang sengaja meninggalkan toko yang ia jaga demi sang anak. Bahkan, beberapa ibu terlihat membawakan makanan untuk anaknya yang akan berbuka puasa di waktu dhuhur.

“Ibu dan bapak juga boleh menggambarkan,” seru Immash lagi. Lomba ini memang tak seformal lomba biasanya. Tak wajib si anak menyelesaikan seluruh tugas menggambar dan mewarnai. Orang tua pun bisa ikut andil. Lucunya, yang terlihat adalah justru orang tua yang serius menggambar sedangkan si anak menyemangati dengan bertepuk tangan.

Ketika waktu satu jam usai, peserta lomba langsung saling mendahului mengumpulkan hasil karya masing-masing. Tawa seluruh orang tua dan peserta justru hadir saat semua gambar diperlihatkan. Menurut seorang ibu bernama Iik Maria, ia agak kesulitan untuk menggambar. "Karena tidak biasa. Tapi saya senang, jadi teringat masa kecil,” lanjut Iik.
 
Lomba tak hanya terhenti disitu saja. Lomba cerdas cermat sepertinya jadi suguhan manis bagi anak-anak. Tidak hanya karena mereka diuji kecerdasannya, melainkan mereka juga akan melawan tim lain yang bukan anggota Taman Baca. “Siapa saja boleh ikut,” jelas Immash.

Immash berharap acara ini bisa menanamkan suasana Ramadhan di hati masing-masing. “Biar ada hal bermanfaat yang bisa kami lakukan dan anak-anak rasakan di bulan ini,” ulasnya. Di akhir acara, anak-anak berebutan bertanya pada kakak pengajar. “Kapan lomba lagi, kak?” ujar Immash menirukan pertanyaan salah seorang anak didiknya.  (esy/az)

Berita Terkait