Seperti acara temu kenal yang digelar sebelumnya, acara yang berlangsung pada hari terakhir ini juga ramai dipadati dosen, karyawan, dan mahasiswa. Dimana masing-masing civitas datang secara khusus untuk mendukung bacarek jagoannya atau sekedar melirik bacarek lainnya.
Diantara kerumunan tersebut, tampak pula beberapa bacarek lain yang telah usai mewacanakan visi misinya, seperti Prof Dr Ir Triyogi Yuwono dan Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD. Hal serupa juga terlihat pada temu kenal bacarek yang berlangsung dua hari lalu.
Kali ini dengan dimoderatori Dr Widya Utama DEA, Mochamad Hariadi ST MSc PhD berkesempatan tampil pertama memaparkan visi misinya. Sembari tersenyum, ia menyebutkan ingin melaksanakan Tri Darma perguruan tinggi berbasis riset dan ipteks. “Level pelaksanaan yang sudah ada harus ditingkatkan,†ungkap bacarek asal Teknik Elektro.
Dengan penuh semangat, Hariadi menjelaskan program kesejahteraan dosen dan karyawan. Program tersebut meliputi jaminan kesehatan (Good insurance) dan lingkungan kerja yang nyaman. Menurutnya, apabila hal ini dapat dikembangkan maka sense of belonging civitas akademika terhadap ITS akan semakin besar.
Selanjutnya, kesempatan kedua mengutarakan visi misinya diberikan pada Prof Dr Ir H Nadjadji Anwar. Pria yang telah memiliki empat jurnal internasional ini mengusung tema ‘Jadikan ITS yang Terdepan’. Ia mengungkap beberapa stategi untuk mencapai visi misi yang acapkali ia paparkan. “Strategi tersebut untuk menjadikan ITS sebagai center of creativity,†jelas kepala laboratorium keairan dan Teknik Pantai.
Secara lugas, Nadjadji memang ingin menjadikan ITS sebagai kampus terdepan sebagai research university, resource university, dan entrepreneur university. Untuk mencapai target tersebut, ia berharap adanya sinergi dari beberapa pihak. “Masyarakat, orang tua mahasiswa, pengguna lulusan, alumni, dan pemerintah harus sinergi,†tambahnya.
Lain Nadjadji lain pula Prof Dr Ir Mahfud DEA. Baru seuntai perkenalan singkat mengenai daerah asal, civitas dalam auditorium gedung Pasca Sarjana sontak tertawa riuh. Bahkan, salah seorang civitas sontak meneriakkan ‘Hidup Bangkalan, Lamongan, Surabaya!’.
Tak menyia-nyiakan perhatian pendukung serta civitas ainnya, bacarek yang tampil prima ini menjelaskan mottonya yang dirangkum dalam kalimat ‘Memberi yang terbaik untuk ITS’. Hal tersebut juga menyiratkan bahwa kita jangan menanyakan apa yang kita peroleh dari ITS. “Saatnya kita berpikir apa yang dapat kita berikan untuk ITS,†ulasnya.
Poin lain yang cukup disoroti Mahfud, yakni rencana strategis (Renstra) ITS. Dalam Renstra ini perlu adanya kesinambungan pelaksanaa. Menurut Mahfud, sebenarnya ‘penembak’ Renstra bukanlah rektor melainkan setiap ketua jurusan.
Dalam kesempatan terakhir, Drs Mahmud Mustain MSc PhD mengutakan cita-cita mulianya bagi ITS. Sebagaimana konsep sapu lidi yang diikat dalam jumah banyak, Mustain pun ingin setiap programnya dilaksanakan dengan penuh kebersamaan. “Itu berguna untuk mengoptimalkan program kerja,†jelasnya.
Untuk mencapai kemajuan ITS, Mustain yang didampingi mahasiswa dalam jumlah lebih banyak menyebutkan tiga strategi. Yakni, dalam segi global terkait menyongsong peradaban modern, segi nasional (back to bahari), dan segi internasional.
Seusai keempat bacarek mengutarakan dengan jelas visi misi serta strategi program kerjanya, mereka diberi kesempatan untuk menjawab segala pertanyaan civitas akademika. Kebanyakan pertanyaan tersebut merupakan bagian unek-unek mereka yang belum terealisasi. (esy)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan