"Saya ingin mewakili perempuan di ITS dan mengembangkan ITS," tandas dosen jurusan Teknik Sipil ini saat ditanya alasannya menjadi calon rektor. Saat ini, pemimpin perempuan bukan hal yang tabu lagi di masyarakat. Banyak tampuk kepemimpinan yang dibebankan pada perempuan. Noor Endah, sebagai satu-satunya bacarek perempuan memiliki pandangan netral, tidak pernah membedakan perempuan atau laki-laki asal mereka memiliki kemampuan.
Perempuan yang berkecimpung dalam riset di bidang geoteknik tersebut memiliki visi memosisiskan ITS menjadi perguruan tinggi rujukan untuk pengembangan teknologi, sains, dan seni yang berwawasan lingkungan demi kemaslahatan bangsa. "Saya menekankan tentang pentingnya lingkungan karena dunia ini akan selamat bila lingkungan terjaga," ujar lulusan University of Wisconsin, Madison, USA ini. Noor Endah begitu memperhatikan isu lingkungan yang sedang santer saat ini seperti pemanasan global. Menurutnya, perpaduan antara teknologi, sains, dan seni merupakan salah satu penyelesaian untuk masalah ini.
Perempuan kelahiran Porong tahun 1951 ini juga mengusung jargon tansparansi, peduli, dan disiplin dalam pengembangan ITS. Jargon tersebut diwujudkan ke dalam misinya. "Peduli dapat diarahkan pada penelitian yang merupakan prioritas nasional untuk pengembangan ipteks berwawasan lingkungan dan mengaplikasikannya untuk menyelesaikan masalah-masalah di masyarakat," jelas sosok berambut cepak dan berkacamata ini.
Peningkatan rasa kepedulian para pimpinan ITS terhadap mahasiswa, dosen, dan karyawan demi kemajuan ITS menjadi misi yang dibawa. Noor Endah juga memiliki target untuk menjadikan ITS sebagai research university yang menjadi percontohan. "Riset dan implementasi yang dilakukan sebisa mungkin melibatkan mahasiswa, hal ini dimaksudkan untuk mencetak generasi entrepreneur," pungkas perempuan yang pernah meraih predikat dosen teladan I di ITS.
Bacarek yang murah senyum ini juga menggaris bawahi pentingnya transparansi keuangan dan akuntable dalam pengembangan ITS. “Jadi kalau tidak ada komplain lagi dari semua stakeholders yaitu dosen, mahasiswa, karyawan, orang tua mahasiswa, pengguna lulusan, berarti mereka sudah merasa puas dengan apa yang diberikan ITS," cetus mantan Pembantu Rektor I ITS periode 2003-2007 tersebut.
Peraih penghargaan dari Dikti sebagai peneliti terbaik bidang teknologi nasional ini menyatakan siapapun yang akan menjadi rektor tidak masalah, asal bisa membuat ITS lebih baik. "Jangan sampai ITS terus berusaha memperoleh peringkat yang tinggi di urutan perguruan tinggi internasional, tetapi justru tidak banyak gunanya bagi bangsanya," ungkap penghobi menjahit, mempelajari budaya asing dan membaca ini. (el/nrf)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan