Waktu 10 menit sebenarnya bukan waktu yang lama. Namun, justru karena waktu yang singkat itulah mengapa jumlah barisan salat di Manarul Ilmi meningkat 2 kali lipat. Para jamaah ingin mendengar langsung tausiyah dari seorang Mendiknas RI. Nuh yang malam itu tampak bersahaja dengan kemeja putihnya, memenuhi ekspektasi jamaah dengan memberikan banyak wejangan akhlak.
Menyelaraskan tema dengan momentum Ramadhan, Nuh membuka ceramahnya dengan memaparkan hubungan antara ibadah dan akhlak. Sebagai representasi dari korelasi proses dan hasil, menurut Nuh, ibadah dan akhlak merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
"Islam mengajarkan bahwa salat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Maka, salat adalah ibadah sedangkan mencegah dari perbuatan keji dan mungkar adalah suatu bentuk akhlak," tutur Nuh.
Nuh mendefinikasi akhlak sebagai sebuah respon otomatis seseorang terhadap fenomena yang bersifat tiba-tiba. Ia mencontohkan, apabila dijumpai paku atau duri di jalan, bagaimana respon kita? "Itulah akhlak," tukasnya.
Pendekatan yang lebih akurat, lanjutnya, dapat dilihat pada diri seseorang yang terbiasa berzikir dan orang yang sering misuh (mengumpat). Pada kondisi yang kedua, apabila satu hal yang bersifat tiba-tiba mengenai dirinya maka secara reflek umpatan pun akan keluar dari mulutnya.
"Sebaliknya pada seseorang yang sering berzikir, jika fenomena mendadak mengenai dirinya maka secara reflek ia akan mengucapkan zikir. Hal semacam ini bisa dijadikan sebagai test case untuk mengetahui sejauh mana orisinalitas kemuliaan akhlak seseorang," terang Nuh.
Mengikuti perkembangan ITS beberapa tahun terakhir, Nuh mengaku gembira dengan peningkatan mutu akhlak mahasiswa. Ia mengungkapkan, jika ITS dulu masih asing dengan salam, kini salam telah terbiasa terdengar di ITS. Dulu, mahasiswa ITS masih jarang yang pintar ngaji, sekarang sudah banyak yang menghafal Alquran. "Minimal hafal awal surat Al Baqarah dan surat Al Ikhlash di akhir juz 30," ujarnya dengan nada bercanda.
Sebagai institusi pendidikan ternama, Imbuh Nuh, sudah sewajarnya bila ITS mengemban tugas untuk turut membangun akhlak para mahasiswanya. "Itulah pondasi jati diri ITS. Karena dari jati diri tersebut, akan lahirlah karakter dan dari karakter, akan lahir perilaku mulia," tuturnya.
Lebih lajut, berkaitan dengan peringatan 50 tahun ITS, Nuh menghimbau agar ITS mampu memposisikan diri sebagai kampus pusat pembangunan karakter. "Jadikan ITS kampus pusat pembangunan karakter. Hindari budaya kekerasan dan bangunlah budaya kejujuran, kesantunan, serta kedisiplinan. Sebab, demikianlah yang telah dituntunkan oleh Rasulullah kepada kita," pungkasnya. (fay/fn)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung