Di seberang jalan lokasi Rumah Sakit Soemitro berjajar deretan tenda Pedagang Kaki Lima (PKL) penjual aneka makanan. Suasana malam Minggu itu begitu ramai karena banyak pengunjung. Hingar bingar musik panggung Taman Bungkul juga terdengar hingga tempat yang berada tepat di sebelah area permainan anak tersebut. Tak hanya itu, keberadaan para pengamen ternyata juga turut andil meramaikan lokasi sekitaran Taman Bungkul tersebut.
“Selamat malam Bapak, Ibu, dan semuanya, kami dari Paduan Suara Mahasiswa (PSM) ITS akan menghibur anda malam ini,†kalimat pembukaan itu keluar dari Safitri Purwanti Rahayu. Safitri, satu diantara delapan mahasiswa ITS yang mengamen malam itu. Bersama beberapa temannya yang lain, Safitri memang sengaja ngamen malam itu. Di bawah tenda salah seorang penjual bakso itu, mereka berniat menyanyikan tembangnya, ngamen sembari menghibur pengunjung yang tengah mengisi perut.
Sementara itu, ketujuh temannya yang lain tak langsung mendendangkan lagu, mereka menunggu Safitri menuntaskan perkenalannya. “Kami mengamen disini dalam rangka menggalang dana untuk mengikuti kompetisi di Busan,†ujarnya. Itu lah inti perkenalan yang dituntaskan Safitri sebelum mereka membawakan lagu.
Tak butuh waktu lama usai perkenalan, tanpa dikoordinir, petikan intro sebuah lagu More Than Words dari sebuah gitar mengalun dibawakan Wisda Mulyasari. Kontan, intro pun disambung lirik berbahasa Inggris dan mengalir lah suara teman-teman yang lain.
Sementara teman-teman lainnya menyanyi, Safitri yang sedari tadi membawa kotak uang dari kardus mulai berkeliling. Disodorkannya kotak itu dari meja ke meja. “Terima kasih,†ujarnya usai menuai duit receh hingga nominal ribuan tersebut. Setelah selesai semua, serentak mereka berucap terima kasih dengan gaya sedikit cengar-cengir.
Setidaknya hal itu yang menjadi penanda kalau mereka belum terbiasa tampil di pinggiran, atau istilah lainnya belum professional. Ciri lainnya adalah masih malu-malu kalau tidak tampil bergerombol. Alhasil, jadilah masih terlihat runtang-runtung.
Selesai di satu tenda, berpindah ke tenda lainnya. Tak melulu membawakan satu judul lagu, tapi malam itu tembang milik Audi, Ten2Five, sampai tembang diva negeri sebelah, Siti Nur Haliza juga dinyanyikan. Rupiah demi rupiah mengalir masuk kotak ajaib milik PSM ITS.
Cuplikan kegiatan itulah yang mereka lakukan untuk menambah pundi-pundi keuangan PSM ITS. Seperti ditandaskan di awal, mereka mengais rupiah dengan ngamen, tak lain demi mewujudkan mimpi mengikuti kompetisi dan festival paduan suara nun jauh di negeri Korea sana.
Malam itu mereka berhasil mengumpulkan Rp 200 ribu. “Alhamdulillah, hasilnya lumayan,†ujar Amun yang juga merupakan koordinator mengamen. Safitri yang juga Ketua Umum PSM ITS menerangkan, jika dirinya dan kawan-kawan akan terus bekerja keras agar bisa mewujudkan target ke Busan. “Kami yakin usaha kami pasti ada gantinya di akhir nanti,†ucap Safitri. (fi/nrf)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung