ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
02 Agustus 2010, 12:08

Gagas Spirit of Innovation Untuk ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Untuk pertama kalinya, pria yang biasa disapa Agus ini maju dalam pencalonan Bakal Calon Rektor (Bacarek) ITS. Sekilas jika dilihat dari penampilannya, dosen Desain Produk ini memang tampak santai dan easy going, murah senyum dan ramah. Memang begitulah sosok pria satu ini.

Agus maju menjadi salah satu Bacarek semata-mata untuk berbagi pengalaman dan pemikiran. Bagi Agus yang sudah 25 tahun mengabdi untuk ITS, banyak pemikiran-pemikiran yang ingin ia wujudkan untuk majunya ITS. Menurut Agus, internal ITS masih perlu diberi perhatian lebih, khususnya sarana dan prasarana. “Bukan yang hanya yang terlihat dari luar saja yang dibenahi, tapi juga yang tidak terlihat, ruang kuliah terutama,” paparnya.

Visi yang Agus bawa dalam Bacarek ini adalah untuk menjadikan ITS sebagai perguruan tinggi yang berbasis inovasi. Salah satu planning yang Agus tawarkan adalah membangun unit-unit produktif di setiap jurusan. Dengan begitu mahasiswa akan mempunyai orientasi mengenai jurusan kuliahnya. Termasuk juga untuk orientasi dunia kerja.

Seperti yang Agus selalu lakukan di kantornya di ITS Design Center. Setiap semester ia mempersilahakan sekitar sepuluh mahasiswanya untuk membantu penggarapan proyek desain di sana. “Setidaknya dengan begitu mahasiswa tahu langsung bagaimana aplikasi ilmu yang mereka pelajari,” terang bapak empat anak ini. Agus juga menambahkan unit produktif tersebut nantinya bukan hanya untuk mahasiswa, tapi juga untuk dosen dalam melakukan penelitian.

Masih dalam tema inovasi yang ia bawa, Agus ingin menumbuhkan budaya kebersamaan antar disiplin ilmu. Yang bisa diwujudkan salah satunya dengan menggabungkan karya Tugas Akhir (TA) mahasiswa yang kiranya mempunyai tema sama dari berbagai jurusan hingga menjadi kolaborasi disiplin ilmu yang kreatif dan inovatif. “Pada dasarnya inovatif itu memang menyambungkan sesuatu yang tidak berhubungan,” tuturnya sambil tersenyum renyah.

Untuk mahasiswa, pria yang hobi memasak masakan mandarin ini tak kehabisan ide untuk mencetuskan terobosan baru. Khususnya di bidang kurikulum, jika selama ini kebanyakan sistem yang digunakan adalah sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), maka yang Agus tawarkan adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Kreativitas (KBKK). “Mahasiswa perlu mengenal why dan how, itu yang namanya kreativitas,” ujar Agus bersemangat.

Sangat bermanfaat bagi mahasiswa, menurut Agus, jika kreativitas tersebut juga dibawa dalam berwirausaha. Tentunya wirausaha yang mempunyai basis teknologi dari mata kuliah yang dipelajari.”Mindset berwirausaha masih perlu ditingkatkan, terutama technopreneur," tambah dosen Metodologi Desain ini

Selain inovasi di bidang akademik, Agus juga masih punya terobosan untuk menghidupkan seni dan olahraga di kampus perjuangaan ini, yaitu memasukkan dua bidang tersebut dalam mata kuliah. “Agar seimbang, karena seni dan olahraga meningkatkan lifeskill baik untuk mahasiswa maupun dosen,” ujar pemain gitar klasik ini.

ITS Bersatu Lebih Maju

Tak lengkap jika membicarakan sosok Agus tanpa karya-karyanya yang tersohor. Sebagai praktisi desain, Agus mendedikasikan dirinya penuh untuk memajukan budaya teknologi desain ke masyarakat. Selaku Direktur di ITS Design Centre, ia melayani berbagai macam desain, seprti desain interior, desain konstruksi, desain kemasan produk, dan desain gerobak untuk Usaha Kecil Menengah (UKM).

Tak kurang sudah lima karyanya menedapatkan paten dari pemerintah. Diantaranya kerangka kursi penumpang kereta api ergonomis, desain kios elektronik, dan desain flexible office sytem. Juga desain kereta Argo Bromo yang sekarang sudah malang melintang di lintasan kereta api Indonesia adalah salah satu karya besar Agus. “ITS Design Centre memang banyak bekerja sama dengan pemerintah, salah satunya adalah PT Industri Kereta Api (Inka),” ugkap Agus.

Sekarang Agus beserta timnya sedang menggarap desain kereta api bandara yang ada untuk pertama kalinya di Indonesia. “Desain kereta api bandara ini untuk bandara di Medan yang nantinya diluncurkan bersamaan dengan peresmian bandaranya,” terang Agus sembari memperlihatkan desain kereta api buatannya dalam bentuk animasi. Keseluruhan interiornya mengedepankan budaya Indonesia. Betapa tidak, kain untuk kursi penumpang merupakan batik Batak, sedang jika nanti di Jawa menggunakan batik Jawa.

Selain karya-karya nasional, pria kelahiran Bandung ini juga mendedikasikan dirinya untuk ITS. Banyak desain interiornya yang dipakai di gedung-gedung penting ITS, seperti Gedung Rektorat, Gedung Robotika, dan juga Gedung Nasdec. (fz/nrf)

Berita Terkait