ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
20 Juli 2010, 09:07

Wakili ITS Dengan Kompor Berbahan Bakar Air

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Bahan bakar alternatif memang tengah menjadi isu hangat di masyarakat. Jika selama ini masyarakat lebih familiar dengan bahan bakar fosil alias minyak bumi maka lain halnya dengan yang dilakukan ketiga mahasiswa Teknik Kimia ITS. Ketiganya adalah Cita Indah P W, Annie Mufyda R, dan M Fahmi ingin mengubah sedikit paradigma yang berlaku di masyarakat tersebut.

Karya yang mereka ajukan untuk kompetisi i-Step tersebut ternyata berhasil lolos dan menjadi satu-satunya tim yang maju mewakili ITS. “Syukurlah, kami bisa menjadi salah satu bagian dari 22 tim terpilih lainnya dan berkesempatan mendapat pelatihan di Bogor akhir Juli mendatang,” ujar Fahmi.

Menurut Cita, ide untuk menggagas inovasi timnya berawal dari keprihatinan mereka melihat angka ketergantungan Indonesia di bidang energi kebanyakan ditopang oleh bahan bakar fosil. “Bahan bakar fosil suatu saat akan habis jika kita tidak beralih ke bahan bakar alternatif,” ujar Cita. Sadar bahwa tidak selamanya energi tersebut bisa mencukupi seluruh kebutuhan manusia dalam jangka waktu panjang, Cita bersama dua temannya pun terpikir untuk mencetuskan ide membuat Oxyhidro Water Stove.
 
“Oxyhidro adalah kompor berbahan bakar air. Pada dasarnya, kompor ini memanfaatkan elektrolisis air yang menghasilkan H2 dan O2,” terang Annie. Hidrogen yang dihasilkan dari elektrolisa tersebut lah yang digunakan sebagai bahan bakar Oxyhidro-Water Stove karena hidrogen adalah gas yang mudah terbakar.

Menurut Annie, hidrogen lebih menguntungkan daripada gas alam karena nyalanya lebih panas sehingga penggunaan hidrogen tiga kali lebih efisien dibandingkan gas alam. Oleh karena itu, memasak menggunakan Oxyhidro Water Stove tiga kali lebih cepat dan efisien dibandingakan menggunakan LPG. “Kami juga menggunakan katalis untuk memaksimalkan kerja dari pengelektrolisisan pada oxyhidro ini,” imbuh Cita.

Diakui Cita bahwa pemanfaatan air sebagai bahan bakar bukan hal yang asing. Salah satu energi alternatif yang sekarang mulai banyak diteliti ialah pengembangan sumber energi yang berasal dari hasil elektrolisis air yang dikenal sebagai brown gas. Penelitian dan pengembangan sistem brown gas dari elektrolisis air telah dilakukan oleh beberapa pihak.

Di Jepang, air telah digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor dan karena bersifat dinamis maka variable control-nya  lebih kompleks. Sedangkan yang diterapkan dalam Oxyhidro Water Stove sistemnya bersifat statis, variable control-nya lebih sederhana dan belum pernah dijumpai. Ketika ditanya mengenai efisiensi kompor milik timnya dibanding kompor lainnya, Cita memilih membandingkannya dengan kompor gas. “Lebih hemat Rp 6000/hari atau 96 % lebih hemat dari kompor gas,” terangnya. (fi/nrf)

Berita Terkait