ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
17 Juli 2010, 10:07

Gagal SNMPTN, ITS Masih Buka Peluang Kuliah

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pembantu Rektor I ITS, Prof Ir Arif Djunaidy MSc PhD mengungkapkan bahwa program ini dilakukan untuk mengisi bangku kosong yang ada di ITS. “Kita memiliki bangku kosong yang lumayan banyak, jadi program ini diadakan untuk mengisi bangku kosong tersebut,” jelasnya.  Kekosongan tersebut karena banyaknya pendaftar yang sudah diterima namun tidak mendaftar ulang.

Program ini tidak hanya diperuntukkan lulusan tahun 2010, tetapi lulusan 2009 juga bisa mengikuti. “Program ini untuk lulusan dua tahun terakhir, asalkan masih memenuhi syarat,” tuturnya.

ITS menyediakan sekitar 325 kursi yang terdistribusi merata di lima fakultas ITS. Fakultas Teknologi Informasi (FTIf) menyediakan 20 kursi,  Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) 57 kursi, Fakultas Teknologi Industri (FTI) 88 kursi, Fakultas MIPA 94 kursi dan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) menyediakan 65 kursi. “Prakiraan tersebut sudah termasuk bangku kosong SNMPTN yang biasanya kosong 11 persen,” tambahnya.

Untuk menjaga kualitas mahasiswanya, ITS tetap akan melakukan tes ujian masuk. Tes tersebut akan dilakukan Jumat (23/7), dan pengumuman penerimaannya akan diberitahukan esok harinya, Sabtu (24/7). Namun, ada sedikit perbedaan biaya Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) yang harus dibayar pendaftar jika dinyatakan lulus.

Biaya SPI minimal untuk FTIf  adalah Rp 100 juta, FTSP sebesar Rp 75 juta, FTK dan FMIPA masing-masing sebesar Rp 50 Juta, dan untuk FTI beragam dari Rp 60 juta sampai Rp 75 juta. “Itu nggak terlalu besar jika dibanding dengan jurusan Kedokteran yang sampai Rp 150 juta,” tukas mantan Dekan FTIf ITS ini. Program serupa, menurut Arif, juga diadakan beberapa universitas lain seperti Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).

Arif mengungkapkan bahwa keputusan jumlah SPI tersebut adalah keputusan senat.  Nantinya, dana tersebut akan digunakan untuk subsidi silang . “Kita kan juga ada program Regular dan Bidik Misi, nanti akan disubsidi silangkan,” jelasnya. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan pemasukan untuk menyelenggarakan Tri Dharma perguruan tinggi.

Di akhir wawancara, Arif menegaskan bahwa program ini tidak berarti menjual ITS. “Program ini tidak berarti kita menjual ITS, tetapi hanya untuk mengisi bangku kosong yang ada. Kita juga tetap mengadakan tes masuk, bahkan yang berani membayar SPI sampai satu miliar pun belum tentu diterima kalau hasil tesnya tidak bagus,” tegasnya. (rik/yud)

 

Berita Terkait