Humas terkadang harus dilematis ketika menghadapi sebuah pandangan negatif masyarakat terhadap institusi yang menaunginya. Terlebih jika institusi tersebut melingkupi persoalan hajat hidup masyarakat luas.
Hal itu pula yang dirasakan Prof Ir Eko Budi Djatmiko MSc PhD Pembantu Rektor IV ITS ketika membuka pelatihan yang digelar di Gedung Rektorat Lantai 1 ini. “Ketika saya masih belajar di Inggris, saya prihatin bahwa tidak banyak orang tahu tentang Indonesia. Humas di negara kita sangat minim dibandingkan dengan negara Asia Tenggara, salah satunya dari Thailand,†ungkap Eko sapaan akrabnya.
Bagi dosen Teknik Kelautan ini, pencitraan posistif suatu institusi dimulai dengan mengenal potensi pribadi terlebih dahulu. Dengan modal pengenalan tersebut dilanjutkan dengan mempromosikan kepada pihak lain. “Diharapkan bagaimana kita bisa membuat tata cara yang besar untuk member kehormatan bagi tamu,†ujarnya.
Pelatihan yang mengambil tema Membangun Citra dan Peningkatan Profesionalisme Kinerja ini menghadirkan dua pembicara yaitu Drs M Muhajdir MA dari Departemen Pendidikan Nasional dan Drs Gunarto dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Mengambil sudut pandang yang berbeda, Muhajdir mengulas tentang Humas Lembaga Pendidikan sedangkan Gunarto mengupas pada semua seluk beluk tentang aturan Protokol.
Muhadjir menuturkan bahwa fungsi utama humas adalah mencitrakan lembaga kepada kalangan luar dan masyarakat. Lebih lanjut, Kapala Pusat Informasi dan Humas Depdiknas ini menambahkan selain itu Humas seharusnya bisa menjadi penetralisir opini masyarakat dan media yang kontra terhadap kebijakan institusi. “Humas pemerintahan sejauh ini masih terjungkal-jungkal mengikuti isu media,†katanya.
Selain itu tugas lain Humas adalah sebagai kepanjangtanganan dari pimpinan institusi untuk membahasakan kepada masyarakat. Diupayakan Humas bisa berintegrasi terhadap informasi dalam satu institusi. “Bukan dengan cara memonopoli, Humas itu seperti lidi yang banyak, kalau diikat pasti memilki kekuatan yang lebih,†imbuhnya.
Muhadjir memberikan contoh, ketika Ujian Nasional tetap digulirkan, banyak masyarakat yang kontra terlebih hal itu dibesar-besarkan oleh media. “Unas kita lakukan bukan semata untuk ujian namun sebagai pembetuk karakter kejujuran pada Siswa dan sekolah. Makanya kita buat slogan Prestasi Yes Jujur harus,†imbuhnya.
Sedangkan pada pelatihan yang dihadiri oleh Humas dan Protokol se-Jawa ini, Gunarto memaparkan semua hal yang berkaitan dengan aturan protokol. Awalnya Gunarto menjelaskan tentang esensi protokol dalam sebuah institusi. “Protokol bisa diartikan sebagai ilmu dan seni. Ilmu karena sudah ada Peraturan Pemerintah, sedangkan seni karena di setiap institusi memiliki perbedaan,†imbuh Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Jatim ini. (hoe/fn)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung