ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
12 Juli 2010, 23:07

Balada Final Piala Dunia

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Malam sudah begitu larut, sudah tengah malam tepatnya. Adit sudah bergegas menutup warnetnya yang berada di daerah Keputih. Bergegas untuk menonton final Piala Dunia di Plasa dr Angka ITS, ia sudah siap dengan kostum merah tim Spanyol.

Lain lagi dengan Deni, teman satu kost Adit yang malam itu mendukung Belanda. Bahkan ia juga bertaruh seratus ribu rupiah dengan salah satu teman yang lain.

Tepat jam setengah dua pagi, Plasa dr Angka sudah dipadati sekitar empat ratus penggila bola yang berbondong-bondong ingin menyaksikan sejarah lahirnya juara dunia baru sepakbola itu. Di depan pintu masuk, sudah berdiri dua SKK yang membagikan kupon undian.

Peluit panjang dibunyikan tanda permainan dimulai, lampu juga diredupkan. Gemuruh pendukung kedua kesebelasan mulai terdengar. Adit dan Deni juga sudah duduk manis. Sesekali mereka meluapkan ekspresi ketegangan dan juga kekecewaan ketika beberapa peluang yang tercipta gagal berbuah gol.

Sepanjang 90 menit pertandingan berlangsung, kedua tim silih berganti melancarkan serangan. Tapi skor kacamata tetap tak berubah hingga akhir pertandingan. Babak tambahan pun harus digelar. Dan beruntunglah Spanyol yang mampu mencetak satu gol kemenangan. Akhirnya para pendukung Spanyol-lah yang berjingkrak kegirangan. Deni tampak tertunduk lesu, sangat kontras dengan Adit yang beberapa kali berteriak dan mengacung-acungkan tangannya ke udara.

Beberapa orang sudah meninggalkan lokasi, tapi masih banyak lainnya yang menunggu pengundian hadiah. Panitia yang membawa satu kardus berisi potongan kupon menuju ke arah penonton untuk mengambil beberapa lembar saja. Sekitar sepuluh bungkusan berisi kaos sudah berpindah ke tangan para penonton yang beruntung. Hingga di depan tersisa sepasang sepatu futsal merk Lotto dan dua buah telepon genggam. Panitia sekali lagi meminta seseorang untuk mengambil potongan kupon.

"Dari belakang ya… Lima… Enam… Tiga," seorang panitia menggunakan megaphone mengumumkan undian yang beruntung untuk sepasang sepatu. Deni tampak terkejut memandangi potongan kupon yang dipegangnya. Ia pun bergegas maju untuk mengambil hadiahnya.

Satu lagi panitia membaca nomor pada kupon yang keluar. Seseorang berkostum tim AS Roma dari belakang berlari kecil membuktikan potongan kupon yang dibawanya cocok. Satu kotak berisi hand phone (hp) pun menjadi miliknya. Tersisa satu lagi. Ratusan orang lainnya tampak begitu was-was memegang secarik kertas berharap panitia akan membacakan nomor yang sama dengan miliknya.

Yang ditunggu-tunggu pun tiba, panitia membacakan tiga digit nomor yang keramat itu. "Yeaaah…," dari belakang Adit melompat sambil berteriak, berlari ke depan. Benar saja kuponnya cocok dengan yang dibacakan. Raut sumringah terpancar dari wajahnya, senyumnya tak henti-henti mengembang. Seorang remaja 17 tahun ini memang sungguh beruntung kala itu. "Akhirnya saya punya hp," ucap Adit dengan sedikit berkaca-kaca. Dia sedikit menuturkan kisahnya yang terpaksa tidak bisa melanjutkan SMA, dan kini menjaga salah satu warnet di Keputih.

Di sebelahnya, Deni juga menuturkan kesannya. "Yah gimana, ya seneng, ya seneb (sakit). Kalah (taruhan) seratus ribu, tapi dapat sepatu Lotto asli," ucapnya sambil tesenyum kecut. "Nggak apa-apa lah, mau saya pakai sendiri aja," tambah pemuda yang mengaku menggemari futsal ini. (ian/fn)

Berita Terkait