Sebuah perkembangan yang begitu besar bagi kewirausahaan  ITS. Banyaknya angka pengangguran sesungguhnya merupakan momok yang sering menghantui mahasiswa-mahasiswa di era saat ini. Segala usaha produksi menjadi  terlihat terlalu kecil untuk dikembangkan. Banyak mahasiswa yang memiliki ide-ide yang cemerlang tidak begitu berani mengambil langkah pasti untuk menuangkan kreasinya kedalam bisnis mereka kelak.

Ini merupakan sebuah penghambat. Dimasa banyaknya persaingan dan perdagangan bebas saat ini, kemampuan menjalin hubungan dengan beberapa perusahaan pemasaran dirasakan masih kurang dikalangan mahasiswa. Dan yang paling menghalangi  pertumbuhan usaha kreatif ini adalah ketersediaanya modal.

Semua usaha membutuhkan modal. Modal tidak saja diartikan sebagai dana, namun juga dalam segi kemampuan berkomunikasi dalam menjual dan mempresentasikan produk. Dalam hal inilah hubungan kemitraan sangat memegang peran penting. Para perwirausahaan tidak hanya dimudahkan dalam dana, mereka juga akan dilatih mengenai hal-hal yang perlu mereka ketahui dalam berwirausaha. Mereka tidak hanya dilatih bagaimana berpresentasi, namun juga menganalisa keuntungan dan kerugian yang akan mereka dapatkan kelak. Dr Yanti gunawan dalah satu dosen fakultas teknik industru menuturkan “Seharusnya ada matakuliah yang menerapkan kewirausahaan bahkan kalau bisa 0 sks.”.

Dr Yanti atau bisa di panggil dengan bu Yanti ini cukup optimis dengan adanya kerjasama ini. Beliau juga turut serta memamerkan salah satu produk kewirausahaan yang dimilikinya dalam pameran tersebut. “ITS harus terbuka” itulah salah satu semangat yang beliau sampaikan. Beberapa proposal tengah bu Yanti persiapkan dengan tujuan agar pelajaran kewirausahaan dapat disampaikan kepada suluruh mahasiswa ITS bukan hanya kepada mereka yang menggelutinya namun juga mahasiswa-mahasiswa awam sebagai prospek persiapan sebelum atau setelah mereka lulus nanti. (ird)