Sebelum persemian kerjasama ini KNKT kerap menggunakan laboratorium Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) untuk meneliti kecelakaan kapal. "Kita tahu ITS ini terkenal dengan studi kelautannya, jadi kita sering datang kesini untuk menggunakan laboratorium di FTK. Tapi kalau keseringan ya malu juga, makanya kita resmikan," ujar Maresekal Muda Tatang Kurniadi PSC SH MM, Ketua KNKT.

Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD menyambut baik kerjasama ini. Menurutnya ITS perlu ikut berpartisipasi dan bertanggungjawab atas keselamatan transportasi laut. "Kami bersedia laboratorium kami digunakan untuk penelitian investigasi kecelakaan kapal," ungkapnya.

Data statistik terkait kecelakaan transportasi yang terjadi di Indonesia memang masih tinggi. Tetapi itu terjadi  disebabkan penggunaan transportasi yang besar dan juga luas wilayah yang besar. Tahun 2009 terjadi 698 kecelakaan kapal dengan 927 orang meninggal.

Tahun 2010 sampai bulan Mei terjadi 38 kecelakaan kapal, terdiri dari 22 kapal tenggelam, 8 kapal meledak dan 10 tubrukan kapal yang menyebabkan 1088 korban meninggal dan 135 orang luka-luka.

Kecelakaan darat untuk tahun 2009 tercatat sebanyak 179.454 kecelakaan dengan 46.541 meninggal. Untuk kereta api sebanyak 59 kecelakaan dengan 59 orang meninggal. Sedangkan tranportasi udara tahun 2009 sebanyak 131 kecelakaan. Kondisi ini disebabkan oleh safety culture masyarakan di Indonesia masih rendah. Untuk itu KNKT lebih serius dan terus berbenah dengan menggandeng kalangan akademisi dalam menguatkan keahliannya.

Beberapa bagian menjadi perhatian KNKT untuk terus dibenahi diantaranya status organisasi, aturan, pengadaan fasilitas dan anggaran serta keahlian sumber daya manusia (SDM). Upaya kerjasama dengan perguruan tinggi seperti ITS ini diharapkan mampu meningkatkan keahlian yang dibutuhkan KNKT. "Kita merasa (investigator) masih kurang greget, mungkin kalau dibawa ke ITS nanti ceritanya akan lain," ungkap Tatang.

Kerjasama ini dalam hal pelibatan SDM yang ada di ITS untuk tenaga ahli. Memberikan program pendidikan lanjut atau program pelatihan untuk SDM KNKT di ITS serta penggunaan fasilitas laboratorium untuk investigasi.

Diharapkan kedepannya KNKT mampu menjadi leader bagi negara-negara di Asia Tenggara. Dengan upaya yang proaktif menjadi subsistem membina pencegahan kecelakaan, meningkatkan kredibilitas safety dan hasil investigasi. Yang kemudian menghasilkan rekomendasi yang tepat dari hasil investigasi.

"Tapi bagaimanapun bagusnya KNKT, kalau rekomendasinya diabaikan sama saja bohong," ujar Tatang. Pihaknya berharap semua pihak membantu menguatkan peran KNKT. Dan untuk ITS terus mengembangkan teknologinya guna membantu KNKT dalam mengupayakan terjaminnya keselamatan transportasi di Indonesia. (ims/fn)