Sistem pendaftaran online untuk Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) merupakan inovasi baru bagi sistem pendidikan di Indonesia. Sistem tersebut dirancang untuk mempermudah, menghemat biaya dan juga mempercepat proses pendaftaran. Kali ini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjadi penanggung jawab bagian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Penilaian.

Sistem pendaftaran online ini juga mendapat dukungan dari Bank Mandiri yang menghibahkan perangkat hardware untuk server penyimapanan data. PT Telkom juga menyediakan akses jaringan sebesar 200 Mbps. "Ini jauh dari cukup," Jelas Prof Dr Ir Arif Djunaidi MSc. Arif meminta untuk mengapresiasi semua pihak yang mendukung pelaksanaan SNMPTN tersebut

Dengan sistem online tersebut telah masuk sekitar 436 ribu pendaftar. "Targetnya 450 ribu pendaftar," jelas Arif. Target ini lebih besar dari tahun sebelumnya sebanyak 422 ribu orang. Padahal untuk tahun ini sudah dikurangi dengan calon mahasiswa yang masuk lewat Beasiswa Bidik Misi.

Namun, terdapat fenomena yang seharusnya tidak terjadi dalam pendaftaran kali ini. Seperti persyaratan pas foto yang banyak dilanggar. "Saya menemukan ribuan foto yang tidak proporsional, mohon segera menghubungi panitia lokasi," jelas Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD, Rektor ITS.

Menurut Arif, panitia tidak akan mentoleransi kepada para peserta yang tidak segera mengganti fotonya dengan pas foto. "Tidak akan ditoleransi, dia tidak layak jadi calon mahasiswa karena dia tidak bermoral," jelasnya. Menurutnya hal itu dilakukan oleh orang-orang yang iseng karena memang mempunyai uang berlebih.

Panitia juga berharap kepada para peserta untuk selalu mencari informasi pelaksanaan SNMPTN tersebut. "Disarankan kepada peserta untuk melihat lokasi ujian sehari sebelumnya," jelas Probo. Hal itu untuk mengantisipasi keterlambatan di saat pelaksanaan ujian.

Selain itu peserta juga dihimbau untuk membawa identitas diri yang dipakai ketika mendaftar dan foto copy ijasah atau surat keterangan telah lulus yang dilegalisir, serta percaya diri dalam menghadapi ujian. "Jangan percaya pada bocoran jawaban," pinta Probo.(ims/yud)