Pembangunan fisik yang masih terlihat di beberapa lokasi di ITS mendapat perhatian dari para pakar lingkungan ITS. Dan Forum Tahu Campur yang ketiga mempertemukan mereka untuk membahas tema Menggugah Kesiapan ITS Menuju Kampus Berwawasan Lingkungan.
ITS dikenal sebagai salah satu kampus yang fokus dalam bidang permukiman dan lingkungan, selain energi dan kelautan. Tetapi dalam pengembangan tata kelola lingkungan kampus masih dirasakan kurang oleh sebagian kalangan. "Kalau di luar, ITS dikenal sebagai ahli lingkungan, tapi didalamnya sendiri masih belum tertata," jelas Prof Ir Nyoman Sutantra MSc PhD, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) ITS dalam sambutannya.
Diskusi Forum Tahu Campur menghadirkan enam pembicara sekaligus. yaitu Ir Sofyan Rosyid MT, Prof Ir Joni Hermana MScES PhD, Ir Sritomo Wignojosoebroto, Dra Agnes Tuti MSc, Ir Putu Rudy Setiawan MSc, dan Ir Ispurwono Soemarno MArch, PhD.
Ir Sofyan Rosyid MT, Ketua Tim Pelaksana Master Plan ITS menjelaskan bahwa pembangunan yang ada semuanya masih merujuk kepada master plan yang dirancang sampai tahun 2006. "Master plan dibuat untuk 20 tahun dari 1988 sampai 2008, jadi masih belum ada yang baru," jelasnya.
Menurut Sofyan, dalam waktu dekat akan ada perumusan untuk master plan yang baru. Sementara yang sekarang masih merupakan pembangunan yang masih belum terealisasi dari master plan.
Dalam master plan telah ditetapkan zona-zona pembangunan disesuaikan dengan kebutuhan ITS, termasuk kawasan hutan kampus. Mengenai pembangunan jalan dan perapihan pohon di sepanjang Jalan Teknik Perkapalan, Sofyan mengatakan hal itu mengacu kepada master plan yang telah dibuat. "Tapi kami memohon maaf untuk itu (penebangan pohon), dengan terpaksa harus dilakukan," ungkapnya.
Prof Ir Joni Hermana MScES PhD, Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) menekankan pentingnya aspek lingkungan sehat menjadi pertimbangan dalam pembangunan kawasan kampus. Hal itu untuk mendukung kesehatan komunitas yang ada didalam kawasan kampus.
Dekan FTSP tersebut bahkan sampai mengulang enam kali, bahwa alasan utama eco campus itu penting adalah untuk kesehatan masyarakat. "Saya sudah 2 kali sakit thypus, setelah 2 kali makan di kantin pusat. Bahkan bimbingan saya sampai 3 kali sakit," ungkapnya.
Joni menerangkan aspek penting dalam pembangunan eco campus, yaitu bebas penyakit, bebas polusi udara, bebas polusi air limbah. Kemudian bebas sampah dan bebas banjir. "ITS wajib berperan aktif menerapkan ilmu dan teknologi selain itu harus menjadi rujukan nyata dalam penerapan gaya hidup yg berwawasan lingkungan," jelasnya.
Joni mengaku tidak sepakat terkait pembangunan jalan yang harus mengorbankan pohon yang telah lama ada. Apalagi menurutnya pohon trembesi merupakan pohon yang paling baik dalam penyerapan karbon penyebab efek rumah kaca. "Mestinya jalannya yang ngalah," ungkapnya.
Kebijakan yang berkaitan dengan permasalahan kampus semestinya melibatkan semua komponen kampus. "Setiap pemecahan masalah yang terjadi harus dilihat dampak dan pengaruhnya terhadap yang lain," jelas Ir Sritomo Wingnojosoebroto MSc, dosen Teknik Industri. Ia menjabarkan kebijakan semestinya diambil dengan prinsip SHIP, berdasarkan Sistem, Holistik, Interdisipliner dan Partisipatori dari semua kalangan.(ims/bah)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung