Forum Tahu Campur merupakan sarana diskusi sivitas akademika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), baik dosen maupun mahasiswa. Forum ini diagendakan tiap jumat pekan ke-3 tiap bulannya dan untuk bulan ini adalah yang kedua kalinya. Acara dibuat semi formal yang dimulai makan bersama diiringi musik yang dimainkan spontan oleh dosen-dosen atau mahasiswa peserta forum.
Pada sesi pertama lebih banyak membahas mengenai beberapa contoh penelitian maupun aplikasi dari EBT. Dr Didik Prasetyoko MSi dari Jurusan Kimia FMIPA, menyampaikan hasil penelitiannya mengenai katalis untuk pembuatan biodiesel dan material berenergi tinggi.
Material berenergi tinggi ini berjenis diazodinitrophenol (DDNP) biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk beragam peledak. "Material tersebut dibuat dari bahan-bahan yang tersedia di lab. Awalnya kita tidak tahu kalau bahan dasarnya dari bahan-bahan tersebut," ujarnya.
Selain sivitas ITS forum tahu campur kali ini ternyata juga mengundang Robert De Groot. Wakil dari lembaga Hivos (Lembaga kemanusiaan dari Belanda yang membantu negara-negara berkembang),menjelaskan tentang program bantuan Belanda untuk pengadaan biogas di Indonesia. Program ini dinamakan Indonesian Domestic Biogas Program (IDBP).
"Kita mentargetkan 1 juta unit instalasi biogas ditingkat rumah tangga," jelas pria asli Belanda yang fasih bahasa Indonesia tersebut. Untuk mencapai target tersebut pemerintah Belanda menganggarkan bantuan sebesar 1.5 juta Euro.
Selain bahasan tentang biogas, Dr Eng Harus Laksana Guntur ST MEng, Dosen Teknik Mesin juga melengkapi forum ilmiah ini dengan materi penelitian mengenai Human Power Harvesting, sebuah bahasan mengenai pemanfaatan energi manusia untuk diubah menjad energi listrik. "Kedepan harapannya alat ini bisa digunakan untuk mencharge HP, laptop dan alat-alat lainnya," jelas Harus.
Menurut Harus potensi energi yang bisa dipanen dari seorang manusia dengan semua alat yang dikembangkan bisa sebesar 150 watt. "Saat ini kita baru mengembangkan alat yang baru mamenghasilkan 5 Volt, 5 mlil Ampere (mA)," jelas Harus.
Sesi kedua membahas persoalan kelistrikan yang disampaikan oleh Achmad Mudakkir dari PLN Distribusi Jawa Timur dan Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng. Menurut Ashari seharusnya ITS bisa membuat pembangkit sendiri dari tenaga matahari atau angin. "Saya menantang anda bisakah ITS membangun pembangkit sendiri," ungkapnya. Sementara Achmad Mudakkir menjelaskan bahwa sistem pembangkit tenaga listrik melalui EBT sangat kecil porsinya. Menurutnya kedepan pengembangan pembangkit yang memakai EBT masih sulit.
Disela-sela jeda sesi, Tim Sapu Angin Teknik Mesin ITS mensosialisasikan capaian timnya. Dipandu oleh Dr Moh Nur Yuniarto, menyampaikan bahwa timnya siap ikut berlaga dalam event Shell Eco Marathon Asia di Sepang, Malaysia Bulan Juli mendatang. "Yang membuat kami bangga adalah kami telah bisa membuat mesin sendiri dan dinamai Paijo Experiment (PEX) 0.1," jelas Nur.
Paijo adalah kependekan pasti arek ITS juara, Ok. "Dengan nama Paijo itu merupakan motivasi tersendiri buat kami. Oleh karenanya kami mohon doa restunya kepada seluruh sivitas akademika ITS, " ungkapnya. (ims/yud)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung