Kurang lebih 1500 mahasiswa mengikuti acara yang bertema membangun peradaban Islam yang berbasis sains dan teknologi ini. Tidak tanggung-tanggung, pemateri pada mentoring klasikal ini adalah seorang matematikawan yang juga pakar persenjataan, Dr Subchan SSi.

Dalam pemaparannya, pria yang pernah memenangi kompetisi bergengsi yang digelar Kementerian Pertahanan Inggris ini mengungkapkan bahwa Islam tidak jauh dari sains dan teknologi. Selain itu pria yang juga Dosen Matematika ITS ini juga mengungkapkan bahwa filter ilmu juga diperlukan. ”Bukan hanya budaya yang yang perlu disaring, ilmu juga perlu Kita saring,” ungkap Pria asal Jombang ini.

Katua Divisi (Kadiv) Biro Mentor BPM JMMI ITS, Farid Raja mengungkapkan bahwa Mentoring Klasikal ini bertujuan menutup mentoring semester genap secara resmi dan melakukan UAS mentoring . ”Harapannya nanti, Kita bisa tahu pemahaman mente (peserta mentoring) terhadap materi mentoring selama satu semester ini. Apakah masuk semua atau sebagian,” ungkap mahasiswa Teknik Sipil angkatan 2008 ini.

Lebih dalam, mahasiswa yang biasa dipanggil Farid ini juga berharap supaya mentoring tidak berhenti setelah Mentoring Klasikal. ”Kalau bisa, ada mentoring lanjutan dan nantinya mahasiswa yang sekarang jadi mente ke depannya bisa jadi mentor,” ungkap mahasiswa asal Sidoarjo ini.

Selain itu, terdapat kesan-kesan menarik dari peserta mentoring selama mengikuti mentoring satu semester tersebut, salah satunya Muhammad Tayib. Mahasiswa Statistika angkatan 2009 ini mengungkapkan bahwa banyak mendapat pengalaman lucu dan menarik selama mentoring. ”Banyak yang saya dapatkan dari mentoring, namun UAS-nya saya agak kesulitan karena ketika mentoring dulu saya jarang membaca buku, jadi ketika UAS ini saya kurang bisa,” ungkap Tayib

Lain halnya Bayu Pramata Yudhira yang juga salah seorang peserta mentoring mengungkapkan bahwa ia mendapatkan banyak hal baru setelah mengikuti mentoring klasikal. ”Saya jadi tahu lebih banyak hubungan teknologi dan Islam, tetapi sayang interaksi antara pembicara dan peserta kurang dan untuk soal UAS-nya saya tidak ada kesulitan,” ungkap mahasiswa Teknik Kelautan angkatan 2009 ini.(rik/bah)