ITS News

Jumat, 26 Desember 2025
08 Mei 2010, 07:05

Music Clinic, Belajar Langsung dari Sang Maestro

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Acara tersebut bertujuan untuk meningkatkan skill para pemusik di ITS, terutama mereka yang esoknya akan bertanding di acara Rock On. Diorganisasi oleh MMC (Mesin Music Club), mereka menghadirkan dua orang pakar musik dari Purwacaraka Music cabang Galaxy.

Reddy Cristiantono adalah seorang gitaris yang telah menekuni dunia musik selama lebih dari dua puluh tahun. Ia kini mengajar di Purwacaraka Music. Di hadapan sekitar 60 orang yang hadir di ruangan tersebut, ia berdiri ditemani oleh gitar floating bridge tremolo -nya.

Reddy banyak berbicara mengenai skill para gitaris. Mulai dari pondasi fingering yang harus dilatih berulang-berulang setiap kali bermain gitar. Latihan tersebut harus dilakukan secara rutin setiap hari, tidak perlu dalam jangka waktu yang lama, asalkan rutinitasnya terjaga.

Ia menangkap banyak perhatian ketika berbicara mengenai pengenalan fret board. "Banyak anak muda yang bisa bermain gitar, tapi tidak tahu not apa yang mereka mainkan," ia berkata dengan serius. Ia sendiri pernah mempelajari kedua puluh empat fret pada gitar selama lebih dari sebulan. "Pusing ngapalinnya," begitu tanggapannya.

Karena itu lelaki berambut panjang ini memberikan sebuah alternatif lain untuk mempelajarinya. Sebuah cara yang menurutnya mudah. Cara tersebut menggunakan kombinasi beberapa senar, misalnya dengan mengidentifikasi senar ke-6, ke-4 dan ke-1, para pemain dapat dengan cepat mengenali sebuah not dasar yang mereka mainkan. Tapi ia tidak memberikan seluruh tips tersebut. "Kalau mau lebih lengkap ya silahkan nanti belajar di Purwacaraka," tawanya.

Para penonton tampak makin antusias ketika ia memainkan sebuah lagu beraroma fusion jazz dan rock. Ketika sesi tanya-jawab tiba, mereka sangat antusias. Salah seorang dari mereka bertanya mengenai cara memilih gitar yang baik. "Wah kalau ini agak abstrak, seperti memilih cewek cantik untuk diajak nge-band bersama," candanya spontan.

Tetapi ia tetap memberikan beberapa pertimbangan untuk pemilihan gitar. Di antaranya, suara yang dihasilkan harus sesuai dengan jenis musik yang akan dimainkan. "Gitar seperti merek Gibson suaranya lebih bulat sehingga banyak disukai oleh para pemain jazz, sementara gitar Ibanez suaranya lebih runcing dan lebih cocok untuk aliran rock," jelasnya.

Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah mengenali gitar yang akan dibeli. "Seberapapun ngototnya penjaga tokonya, kalian harus memegang gitar tersebut. Rasakan bobotnya. Beberapa gitar terasa ringan, itu mungkin menandakan kualitas kayu yang kurang bagus," tuturnya.

Pakar musik dari Purwacaraka lainnya adalah Yanuar Nusi, drummer band Mata. Tetapi kehebatan pemain ini tidak langsung ditunjukkan olehnya, melainkan lewat muridnya terlebih dahulu. Yoga, seorang pelajar kelas 6 yang telah tiga tahun berguru padanya di Purwacaraka menyihir seluruh penonton dengan permainan drum mengiringi lagu ‘Super Funk’ dari Funky Kopral.

Baru setelahnya, Yanuar Nusi angkat bicara. Yanuar menerangkan mulai dari dasar-dasar ketukan, seperti teknik single, double, hingga paradiddle, dan juga cara memainkannya; cepat-lambat, rendah-tinggi, pelan-keras, konstan atau acak. Ia menekankan pentingnya ketekunan berlatih.

"Harus mulai dari yang paling dasar dulu, dilatih berulang-ulang. Kalau mulai dari yang lambat, harus benar-benar lambat," ia mencontohkan ketukan double dimainkan dengan sangat lambat, duk…………duk…………duk. "Rasakan beat-nya, ibarat sebuah kereta api yang berjalan lambat," ujarnya.

Ia lantas beralih ke ketukan paradiddle. Pertama-tama lambat dan pelan, beberapa saat kemudian berubah menjadi sebuah irama funk yang membahana di seluruh ruangan. Para peserta yang terpukau lantas bertepuk tangan.

Ketua panitia, Vadeo Rahmad Pradana, mengaku prihatin dengan dunia seni di ITS. Bahkan dengan publikasi yang besar-besaran, ia belum mendapatkan tanggapan sesuai yang diharapkan untuk acara Music Clinic maupun Rock On.

Padahal ia dan teman-temannya di MMC berharap bahwa melalui kedua acara tersebut mereka dapat mewadahi para mahasiswa ITS yang mempunyai minat di bidang musik. "Jangan mau kalah dengan universitas lain, terutama yang swasta," tutur lelaki yang akrab disapa Dodo ini.

Hadir pula dalam acara tersebut adalah ketua jurusan Teknik Mesin, Dr Ing Ir Herman Sasongko. Pria yang juga seorang pemusik ini tampak begitu menikmati demonstrasi permainan gitar oleh Reddy. "Ia sangat setuju dengan acara kami ini," Dodo mengakhiri. (lis/yud)

Berita Terkait