Dengan dibimbing Dr Ir Bambang Sampurno MT, mereka akan menerapkan
teknologi Kinetic Energy Recovery System (KERS) pada sepeda motor. Ada-ada saja kegiatan yang mampu menggugah ide kreatif mereka. Salah satunya adalah program kreatifitas mahasiswa bidang penelitian (PKMP) yang mampu menelurkan gagasan inovatif dari Dedi Sulistyo Widodo, Joko Santoso, Wibowo, Fitra Tomi Cahyono, dan Willy Chandra Kristian melalui KERS-nya.
Sebagaimana penjelasan Dedi, ide KERS ini berangkat dari aktivitas ringan yang bisa dilakukan puluhan kali ketika seseorang mengendarai sepeda motor, yakni mengerem. â€Dalam sehari saja, saya tidak bisa menghitung berapa kali mengerem motor. Untuk itu, perkembangan teknologi otomotif sekarang sudah maju pesat dan mengarah pada terciptanya teknologi KERS,†terang ketua tim tersebut mengawali ceritanya.
Lebih detailnya, KERS ini terbagi menjadi dua yaitu sistem elektro-mekanis dan full-mekanis. â€Nah, sistem elektro-mekanis ini menyimpan energi kinetik hasil pengereman dengan cara memutar poros generator yang kemudian dikonversi menjadi energi listrik dan disimpan di baterai atau kapasitor,†jelas Dedi sambil menuturkan pula sistem full-mekanis pada kers.
â€Sistem full-mekanis menggunakan prinsip menyimpan energi kinetik hasil pengereman dengan flywheel melalui sistem Continuously Variable Transmission (CVT),†papar mahasiswa yang menjadikan bengkel di Dukuh, Kupang sebagai rumah keduanya ketika melakukan penelitian ini. Dede pun menambahkan bahwa energi yang tersimpan dalam flywheel akan digunakan untuk menambah kecepatan kendaraan.
Faktanya, teknologi KERS ini sudah pernah diterapkan pada beberapa kendaraan. Diantaranya, bus dan mobil Formula One (F1) dalam meningkatkan akselerasi kendaraan. â€Untuk itu, kami ingin mencoba menguji sistem KERS pada sepeda motor. Sehingga bisa meningkatkan akselerasi kendaraan dan mengurangi konsumsi bahan bakar,†lanjut mahasiswa angkatan 2007 tersebut.
Bagi kelompok ini, ada alasan tersendiri jumlah bahan bakar yang ada menjadi salah satu rujukan idenya. “Kita kan juga mengetahui kalau pengguna sepeda motor di Indonesia saja sudah mencapai sekitar 40 juta unit dengan pertambahan 4 unit tiap tahunnya,†ujar Dedi. Hal tersebut tentunya meningkatkan jumlah polusi udara dan konsumsi bahan bakar. Padahal jumlah bahan bakar juga terbatas.
Gunakan Sistem Full-Mekanis pada Motor
“Kami lebih condong pada penggunaan sistem full-mekanis pada KERS ini karena dorongan yang dihasilkan lebih maksimal,†tambah Dedi sambil menyebutkan energi yang mampu disimpan sekitar 3HP. Sedangkan, pada uji coba teknologi KERS di mobil F1, energi yang disimpan mencapai 80HP untuk waktu 6,67 detik. “Dengan kata lain, energi yang dihemat mobil F1 sekitar 60.000 joule per detik,†jelasnya.
Ketika ditanya mengenai komponen yang Dedi butuhkan, ia pun memaparkan tiga jenis benda yang akrab ditelinga pecinta otomotif. Diantaranya, flywheel, CVT, dan kopling. “Untuk mentransmisikan daya dari poros CVT ke poros roda juga dibutuhkan roda gigi,†terangnya. Lebih lanjut Dedi menjelaskan mekanisme full-mekanis pada sepeda motor.
“Ketika mobil melaju normal, sistem KERS tidak terhubung dengan poros engine. Tetapi ketika rem diinjak, engine control unit (ECU) akan memerintahkan kopling untuk menghubungkan flywheel dengan poros roda belakang. Sehingga poros engine mengalami perlambatan untuk membantu pengereman. Saat rem tidak terinjak, sistem KERS terpisah lagi,†terang Dedi.
Lalu bagaimana dengan kendala yang ia hadapi? Sembari tersenyum simpul, Dedi mengaku mengalami kesulitan memperoleh komponen. “Komponennya tidak ada di Indonesia. Jadi kami membeli komponen bekas dari mobil kemudian dimodifikasi,†ujar mahasiswa yang baru pertama kali mengikuti ajang karya tulis. Dengan kesulitan bahan, tidak salah jika biaya penelitianya cukup mahal. Bahkan, dana dari DIKTI pun sudah dibelikan motor automatic sebagai bahan uji coba.
Tak hanya itu, literatur penunjang penelitian ini pun terbatas. Tim ini hanya belajar dari jurnal dan video. Meski didera beberapa kesulitan, Dedi mengungkap kebahagiannya meneliti ide ini. “Ini pertama kali di Indonesia,†ucapnya. Bahkan, ia sudah mempersiapkan terobosan baru dari ide ini. “Nantinya, kami ingin sistem KERS yang digunakan itu full otomatis dan dapat diterapkan di segala jenis motor, tidak hanya sepeda motor automatic,†tambahnya. (esy/nrf)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,