ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
26 April 2010, 04:04

Meneliti Kehidupan dalam Chip

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Mekanobiologi adalah sebuah bidang sains baru. "Banyak orang yang mendengarnya menyangka bahwa itu adalah sesuatu yang berhubungan dengan ketika orang-orang kehilangan anggota tubuh, dan sebagainya," Danny menjelaskan setengah berkelakar. "Mekanobiologi sebenarnya mempelajari mengenai stimulus fisik dari sel-sel organisme," ia melanjutkan.

Setiap sel mempunyai lingkungan favoritnya tersendiri. Ketika berada dalam lingkungan atau terekspos oleh zat yang berbeda dengan yang ada di lingkungan aslinya, reaksi yang dihasilkan oleh sel berbeda pula. Hal inilah yang dipelajari oleh Danny dan para koleganya.

Metode yang ditempuh Danny adalah menggunakan chip sebagai media eksperimen. Chip yang mereka gunakan didesain sedemikian rupa sehingga mampu menampung beberapa macam sel yang akan mereka teliti. Dalam chip tersebut juga terdapat beberapa saluran dimana zat yang akan mereka uji bisa mengalir melewati sel-sel tersebut.

Salah satu hasil riset yang ditunjukkan oleh lulusan PhD dari Linköping University, Swedia ini adalah pengujian obat-obatan terhadap embrio ikan Meddaka. Embrio tersebut berukuran sekitar 800µm dan berkembang cukup pesat. Dalam 19,5 jam saja embrio tersebut sudah menunjukkan struktur tubuh ikan, termasuk tulang belakang, tapi tanpa perubahan ukuran embrio.

Di dalam satu chip terdapat beberapa tabung mini, tiap-tiapnya berisi sebuah embrio dan dialiri oleh obat-obatan dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Danny bersama tim risetnya menguji seberapa besar konsentrasi yang bisa diterima oleh sebuah embrio dan berapa lama sebelum embrio tersebut mati.

Bukan hanya efek obat-obatan saja yang bisa diuji, namun juga macam-macam protein, alkohol, bahkan hormon pertumbuhan. Metode semacam ini juga bisa digunakan untuk menguji sel-sel kanker, untuk melihat adakah substansi tertentu yang bisa mematikan sel kanker.

Mengapa harus dalam sebuah chip? Chip yang digunakan Danny bisa memuat kultur sel, bukan sebuah jaringan (tissue) seperti eksperimen lain pada umumnya. Dengan menggunakan sel-sel tersebut, meskipun metode tersebut merupakan in vitro, namun diharapkan bisa sebanyak mungkin mendekati keadaan sebenarnya di dalam tubuh organisme (in vivo).

Peserta kuliah tamu yang terdiri dari mahasiswa jurusan Fisika dan Biologi tampak begitu antusias menyimak kulliah tamu  tersebut. Pada sesi tanya-jawab, mereka banyak bertanya mengenai teknologi yang digunakan dalam penelitian tersebut.

Dalam risetnya, Danny dibantu oleh empat orang teknisi dari bermacam-macam latar belakang. Penelitiannya ini mendapat dukungan dana dari NUS dan juga dari pemerintah Singapura. Karena masih tergolong baru, maka penelitian yang ia lakukan merupakan fundamental research dan belum mengacu pada aplikasi dalam sebuah proses industri.

"Fundamental research sering memakan waktu yang lama, baru sepuluh atau lima belas tahun kemudian bisa diaplikasikan," papar Danny. Yang ia lakukan sekarang adalah mengenalkan sebanyak mungkin mengenai riset tersebut kepada dunia sains dan juga kepada dunia industri.

"Kami belum tahu persis apa yang akan kita jual kepada industri dari hasil penelitian ini, apakah chipnya saja, atau chip dan sel-selnya, atau bahkan hanya jasa penelitian saja," ungkap peneliti asli Belanda ini. Karena chip yang digunakannya merupakan desainnya sendiri, dan ditujukan untuk riset yang sangat spesifik, maka ia telah mengajukan hak paten atasnya.

Ini adalah kunjungan Danny ke ITS kali kedua atas undangan dari Jurusan Fisika. Sebelumnya ia juga telah menyampaikan kuliah mengenai mekanobiologi, tapi lebih berkaitan dengan kehidupan bakteri dalam organisme.(lis/bah)

Berita Terkait