â€Salam technopreneur,†teriak sang moderator mengawali workshop yang langsung disambut semangat 80 peserta yang tersebar dari seluruh universitas di Indonesia. Sebagaimana nama workshop ini yang bertajuk ONE-STEP, workshop ini diarahkan sebagai langkah awal munculnya para pebisnis muda dan usaha-usaha baru yang benar-benar dibutuhkan masyarakat Indonesia.
Pihak RAMP-IPB yang diwakili Dr Ono Suparno STP MT pun turut menjelaskan tentang seluk-beluk technopreneurship. “Kita butuh technopreneurship sebagai solusi pengangguran berpendidikan,†papar Ono sambil menunjukkan angka wirausaha yang seharusnya dimiliki Indonesia yakni 4,4 juta orang. Tak lupa, ia mencontohkan dua pengusaha sukses yang secara kontinu mempertahankan produknya, yaitu Saichiro Honda dan Soetjipto Sosrodjojo.
Selanjutnya, Dr Slamet Whyudi, seorang technopreneur lokal yang memiliki 15 perusahaan dengan PT Semen Gresik sebagai salah satunya, pun berbagi pengalaman bisnisnya lewat paparan yang berjudul kebelet kaya dan sukses dengan technopreneur. “Kebelet itu keinginan yang mengebu-gebu. Saya memang sedang kebelet kaya. Jadi, memilih jadi pengusaha,†ujarnya yang selalu membuat peserta tertawa.
Materi yang tidak pernah terbayangkan dalam benak peserta yakni geowisata dan barang tambang. “Wisata itu dapat menguntungkan banyak aspek seperti pedagang makanan dan pengrajin souvenir,†jelas Supoyo, ESDM Jawa Timur. Abdul Rochim, mantan notaris yang sekarang bergerak di bidang technopreneurship sosial pun mengungkap tentang pengelolaan uang. “Mahasiswa sekarang masih belum bisa makan dari hasil keringatnya sendiri,†tandasnya.
Tak ketinggalan, workshop ini juga mengupas masalah finansial skala perbankan ketika memberikan bantuan modal. “Perbankan akan memberikan bantuan untuk usaha yang termasuk feasible dan bankable yaitu usaha yang sudah dilakukan dan memenuhi persyaratan,†terang Lucky Indah Permanasari dari Bank Nasional Indonesia (BNI).
Workshop ini pun ditutup dengan suguhan manis dari dua usaha mahasiswa ITS yang terbilang sukses di usia seumur jagung. Ahmad Ferdiansyah bersama timnya yang terdiri dari Mohamad Faisol Anwar dan M Ichwan menceritakan kisah hetric lamp hingga mampu menarik pangsa pasar. Sebelum ia menjelaskan lampu yang tegak di ujung kanan dan kiri meja pembicara, ia memperlihatkan foto-foto tim hetric dengan beberapa menteri Indonesia dan Mien R Uno, pengusaha sukses Indonesia.
“Usaha ini diawali dari sebuah proposal untuk diikutkan Intensive-Student Technopreneursip Program (I-STEP). Disana kami diberi pelatihan yang benar-benar berguna dalam memasarkan hetric lamp,†tegas Ferdi yang juga mahasiswa Teknik Kimia.
Sedangkan mahasiswa lain yang tak kalah sukses adalah Ahmad Rifa’I Rif’an, seorang penulis dari Teknik Mesin. “Saya mengawali bisnis ini dari modal nol rupiah. Bahkan, ketika mencetak 500 eksemplar saya meminjam teman-teman saya dengan jaminan kembali bulan depan,†cerita Rifa’i. (esy/fn)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memberikan apresiasi atas kontribusi organisasi mahasiswa (ormawa) di ITS
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berkomitmen mendorong inovasi mahasiswa. Melalui pameran bertajuk Innovatech
Kampus ITS, ITS News — Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak hentinya mendulang prestasi gemilang. Kali ini, melalui inovasi
Kampus ITS, ITS News — Sebagai wujud kontribusi nyata dalam pengembangan energi terbarukan di sektor pertanian, tim dari Laboratorium