Seminar tersebut merupakan rangkaian Marine Icon yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan (Himasiskal). Tema yang diangkat pada seminar kali ini mengenai Kajian Pertahanan dan Pengembangan Teknologi Tempur Angkatan Laut Menuju Kemandirian Teknologi Pertahanan Nasional. Hadir sebagai keynote speaker Panglima Komando Armada Timur (Koarmatim), Laksamana Muda Among Margono SE dan Prof Dr Ir Eddy Siradj MSc, Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek).
Dalam sambutan pembukaan, Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD, menyampaikan bahwa ITS siap membantu dalam pengembangan teknologi bagi TNI AL. Menurutnya karena secara historis peran TNI AL sangat besar dalam mendirikan dan membesarkan ITS, bahkan rektor ITS pernah dijabat oleh perwira TNI AL. Probo juga berpesan untuk terus memberikan dukungan kepada TNI AL dalam pengembangan teknologi Alutsistanya. "Tantangan bagi kita untuk mengembangkan teknologi yang bisa mendeteksi kalau ada kapal asing yang masuk ke wilayah Indonesia langsung dari meja panglima secara real time," ungkap Probo.
Among Margono dalam penyampaiannya mengungkapkan bahwa perang di masa depan sangat tergantung pada teknologi. Begitu juga perang di laut tidak lagi perang antar kapal berhadap-hadapan, tetapi akan menggunakan rudal dan peluru kendali. Menurutnya, strategi TNI AL salah satunya akan mengembangkan adalah memperbanyak kapal-kapal kecil yang dilengkapi sistem peluru kendali.
Tetapi tantangan tersebut sangat tergantung dari anggaran yang ada. "Saat ini kita memiliki 151 kapal, tetapi hanya sebagian saja yang dilengkapi sistem persenjataan terbaru," menurut perwira bintang dua asal Magetan ini. Bahkan peralatan tempur TNI AL masih banyak yang sudah berumur lebih dari 60 tahun, kebanyakan buatan Amerika.
"Kalau misalnya kapal kita berhadap-hadapan dengan kapal perang Amerika, maka mereka (kapal perang Amerika, red) akan hormat, karena kapal kita lebih senior," ungkap Panglima yang 2 hari sebelumnya merayakan ulang tahun tersebut. Padahal negara-negara tetangga pembangunan kekuatan militernya sangat signifikan.
Sementara itu Prof Eddy Siradj, menjelaskan bahwa kebijakan mengenai pertahanan negara yang diambil saat ini adalah Minimum Essential Force (MEF) yaitu penyusunan dan pembangunan kekuatan berdasarkan kekuatan pokok minimum. Hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran yang ada.
Selain itu teknologi yang berkembang ke depan adalah stealth technology atau teknologi dengan penggunaan material-material tertentu yang mampu menyerap dan membelokan gelombang radar. Dan juga teknologi electronic warfare yang memungkinkan mengadakan serangan jarak jauh.
Untuk itu Prof Eddy dan Panglima sama-sama sepakat bahwa keterlibatan akademisi seperti ITS sangat penting. "ITS sudah tidak diragukan lagi dalam kemampuan teknologi perkapalannya, harapannya Kementrian Pertahanan (Kemhan) mengikutsertakan ITS dalam pengembangan teknologi Alutsista kita," ungkap Among Margono.
Yang tidak kalah penting menurut Prof Eddy adalah kesiapan industri dalam menyiapkan kemampuannya untuk memproduksi Alutsista yang dibutuhkan TNI. Kebijakan revitalisasi industri pertahanan menjadi prioritas Kemhan dalam menyusun kekuatan TNI dari dalam.
Pada kesempatan seminar ini dari kalangan Industri hadir Ir Tjahjono Roesdianto, Direktur Pemeliharaan dan Perawatan Kapal PT. Dok Kodja Bahari (DKB) dan Dr Yayat Ruyat Deputi Bidang Pengembangan Produk Militer PT Pindad. Mereka berdua menyampaikan peran Industri yang konisisten dalam menunjang pembangunan kekuatan TNI, khusunya TNI AL selama ini.(ims/el/bah)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan