Seperti biasa, lapangan yang akrab ditelinga dengan sebutan Chemical Engineering (Chem-eng) Court tetap menjadi pilihan mahasiswa menyibukkan diri dengan berbagai aktivitasnya. Sekitar pukul 15.30, mahasiswa yang berkutat dengan tugas kuliah sudah beralih aktivitas dengan si enceng gondok.
“Enceng gondok ini akan dibuat briket untuk warga desa Tanjek Wager, Sidoarjo,†ungkap Nur Hamidah, ketua pelaksana CEDO. Bukan tanpa alasan briket ini disosialisasikan ke warga Sidoarjo. “Briket ini sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kemandirian desa tersebut,†tambah mahasiswi Teknik Kimia 2008 yang kerap disapa Mida.
Sebenarnya, persiapan briket sudah dimulai sejak beberapa waktu lalu. Persiapan dilanjutkan kembali dengan jumlah enceng gondok yang lebih besar. Tak kurang 20 mahasiswa memotong enceng gondok segar yang baru diambil dari air menjadi potongan-potongan kecil agar mudah kering. “Memotongnya lebih kecil dan halus lagi ya,†seru Mida sambil menengok hasil potongan adik angkatannya.
Di sudut lain, tampak beberapa mahasiswa melumurkan terigu di atas enceng gondok yang sudah kering. Mereka juga mengepalkan enceng gondok tersebut menjadi bulatan-bulatan kecil yang siap dikeringkan lagi. “Enceng gondok ini sebelumnya sudah dikeringkan tiga sampai lima hari. Setelah dibentuk bulatan kecil, akan dikeringkan lagi dengan waktu yang sama,†lanjut Mida.
Lebih jauh Mida menjelaskan bulatan enceng gondok yang sudah dikeringkan nantinya akan dikarbonisasi dan dilanjutkan dengan proses pembakaran. “ Karbonisasi ini untuk memicu apinya. Sekarang kompor khusus untuk briket ini sedang diambil,†ujar Mida.
Adalah Annie Mufida Rahmatika, mahasiswi Teknik Kimia 2009 yang menjadi pencetus ide briket tersebut melalui program kreatifitas mahasiswa gagasan tertulis (PKM GT). Sore itu, mahasiswi yang akrab disapa Fika ini tampak lalu- lalang turut mempersiapkan bentuk nyata dari inovasinya. “Jujur saja, saya terharu saat diberi tahu bahwa karya ini akan diaplikasikan,†tutur Fika.
Meski demikian, Fika juga agak sangsi dengan kekuatan api dari briket enceng gondok ini. “Waktu saya ikut lomba di UNS (Universitas Negeri Solo, Red), enceng gondoknya dikeringkan enam sampai tujuh hari. Sedangkan kali ini hanya dikeringkan tiga hari,†ungkap Fika lagi. Namun, ia yakin briket ini tetap berhasil diaplikasikan seiring melihat kerja keras rekan-rekannya mempersiapkan briket. (esy/fay)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan