ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
12 April 2010, 07:04

Latih Tanggung Jawab Sosial Mahasiswa melalui Sorot

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"SOROT 2010 dibuka dan ditutup dibawah langit mendung, tapi hal itu tak
membuat acara SOROT berlangsung dengan kemendungan," teriak Muhammad
Ersyad dalam orasinya pada upacara penutupan SOROT 2010. Di lapangan
upacara ITS, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa ITS itu membakar
semangat ratusan peserta.

SOROT merupakan acara pelatihan
tanggung jawab sosial mahasiswa yang digelar oleh BEM ITS  sejak Jumat
(9/4) sore. Diikuti oleh hampir seribu mahasiswa baru yang terbagi dalam
delapan region, di mana di dalamnya terdapat sepuluh kelompok kecil
lagi yang disebut distrik.

Memang pada acara ini mahasiswa tidak
diperkenankan terlalu menonjolkan arogansi jurusannya. Oleh karena itu
anggota masing-masing distrik berasal dari beberapa jurusan yang
berbeda. Seperti diungkapkan Dika Aristia, ketua panitia pelaksana
SOROT, "Di sini kami ingin semua mahasiswa angkatan 2009 menjadi satu,
satu ITS, bukan sesuai warna jurusannya," ujarnya.

Tentang
pemilihan nama SOROT yang merupakan metamorfosa dari IW itu, Almaratul
Khoiriyah, Menteri PSDM BEM ITS menjelaskan, "Kalau dulu integralistik
untuk menyatukan seluruh mahasiswa ITS dari satu angkatan, sekarang
dengan SOROT diharapkan tak hanya itu saja. Tapi juga dengan ditambah
pemahaman mengenai tanggung jawab sosial seorang mahasiswa," jelas
mahasiswi Jurusan Biologi angkatan 2006 itu.

Selama tiga hari
para peserta mendapatkan pelajaran tentang peran dan fungsi mahasiswa,
khususnya sebagai moral force dan social control. Mahasiswa dalam
kehidupannya dituntut untuk dapat memberikan contoh dan teladan yang
baik bagi masyarakat. Hal ini menjadi beralasan karena mahasiswa adalah
bagian dari masyarakat sebagai kaum terpelajar yang memiliki
keberuntungan untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

Sedangkan
peran sebagai kendali sosial terjadi ketika ada yang tidak beres atau
ganjil dalam masyarakat dan pemerintah. Mahasiswa dengan gagasan dan
ilmu yang dimilikinya memiliki peranan menjaga dan memperbaiki nilai dan
norma sosial dalam masyarakat.

Kedua hal tersebut disampaikan
dalam beberapa metode, diantaranya dengan diskusi, penyampaian materi,
hingga permainan. Lisana Shidqina misalnya, salah satu mahasiswi yang
tergabung di region 6 distrik 10 ini bersama kelompoknya membuat poster
berjudul Alirkan Sungaimu, Bukan Sampahmu. "Kami merasa prihatin dengan
keadaan di sekitar kampus ITS, banyak sungai yang mampet karena sampah
dan kotor," katanya.

"Enak ya ternyata, nyantai tidak ada
pressure sama sekali. Yang paling seru tuh pas game bikin peta Indonesia
sama piramida manusia itu," kesan Maharaga Wissanggeni, peserta dari
jurusan Elektronika PENS. (ian)

Berita Terkait