"SOROT 2010 dibuka dan ditutup dibawah langit mendung, tapi hal itu tak membuat acara SOROT berlangsung dengan kemendungan," teriak Muhammad Ersyad dalam orasinya pada upacara penutupan SOROT 2010. Di lapangan upacara ITS, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa ITS itu membakar semangat ratusan peserta.
SOROT merupakan acara pelatihan tanggung jawab sosial mahasiswa yang digelar oleh BEM ITS sejak Jumat (9/4) sore. Diikuti oleh hampir seribu mahasiswa baru yang terbagi dalam delapan region, di mana di dalamnya terdapat sepuluh kelompok kecil lagi yang disebut distrik.
Memang pada acara ini mahasiswa tidak diperkenankan terlalu menonjolkan arogansi jurusannya. Oleh karena itu anggota masing-masing distrik berasal dari beberapa jurusan yang berbeda. Seperti diungkapkan Dika Aristia, ketua panitia pelaksana SOROT, "Di sini kami ingin semua mahasiswa angkatan 2009 menjadi satu, satu ITS, bukan sesuai warna jurusannya," ujarnya.
Tentang pemilihan nama SOROT yang merupakan metamorfosa dari IW itu, Almaratul Khoiriyah, Menteri PSDM BEM ITS menjelaskan, "Kalau dulu integralistik untuk menyatukan seluruh mahasiswa ITS dari satu angkatan, sekarang dengan SOROT diharapkan tak hanya itu saja. Tapi juga dengan ditambah pemahaman mengenai tanggung jawab sosial seorang mahasiswa," jelas mahasiswi Jurusan Biologi angkatan 2006 itu.
Selama tiga hari para peserta mendapatkan pelajaran tentang peran dan fungsi mahasiswa, khususnya sebagai moral force dan social control. Mahasiswa dalam kehidupannya dituntut untuk dapat memberikan contoh dan teladan yang baik bagi masyarakat. Hal ini menjadi beralasan karena mahasiswa adalah bagian dari masyarakat sebagai kaum terpelajar yang memiliki keberuntungan untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
Sedangkan peran sebagai kendali sosial terjadi ketika ada yang tidak beres atau ganjil dalam masyarakat dan pemerintah. Mahasiswa dengan gagasan dan ilmu yang dimilikinya memiliki peranan menjaga dan memperbaiki nilai dan norma sosial dalam masyarakat.
Kedua hal tersebut disampaikan dalam beberapa metode, diantaranya dengan diskusi, penyampaian materi, hingga permainan. Lisana Shidqina misalnya, salah satu mahasiswi yang tergabung di region 6 distrik 10 ini bersama kelompoknya membuat poster berjudul Alirkan Sungaimu, Bukan Sampahmu. "Kami merasa prihatin dengan keadaan di sekitar kampus ITS, banyak sungai yang mampet karena sampah dan kotor," katanya.
"Enak ya ternyata, nyantai tidak ada pressure sama sekali. Yang paling seru tuh pas game bikin peta Indonesia sama piramida manusia itu," kesan Maharaga Wissanggeni, peserta dari jurusan Elektronika PENS-ITS. (ian/fn)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung