ITS News

Kamis, 25 April 2024
08 April 2010, 06:04

Gagas Ekowisata hingga Inovasi Konsultasi TA

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Meski mangrove tak memiliki hubungan dengan Teknik Elektronika yang ia tekuni, Firman tetap enjoy. Pria kelahiran 25 September 1974 ini malah terlihat berbaur dengan masyarakat tambak dan nelayan. Program Wisata Anyar Mangrove (WAM) memang menjadi terobosan barunya sejak dirinya menjabat menjadi ketua RW.

Ide tersebut datang secara tak sengaja saat obrolan ringan antara Firman dan warga tempat tinggalnya. “Ide ini datangnya ya dari cangkruk,” katanya. Firman mengaku bila ide spontanitas itu mulai mendapat apresiasi dari banyak kalangan. Tak tanggung-tanggun lima buah perahu sudah disiapkan untuk menyambut antusias para wisatawan. Dengan hanya berbekal Delapan ribu rupiah, pengunjung dapat menikmati eksotis panorama pesisir dan hutan mangrove.

“Wisata ini akan dikembangkan menjadi laboratorium Mangrove yang bisa digunakan sebagai ajang pembelajaran bagi sekolah-sekolah,” ujar Firman yang mengaku bekerjasama dengan Yayasan Pendidikan Konservasi (Yapeka).

Selain itu, wisata ini juga memberi keuntungan finansial bagi warga Gunung Anyar. Nelayan yang melaut pada malam hari sebagian bisa bekerja di WAM. “Malamnya mereka melaut, siangnya bisa bekerja disini,” ujar Firman yang mengatakan bila wisatawan korea bahkan pernah berkunjung melihat eksotisnya alam pesisir.

Aplikasi Facebook Permudah TA
Selain sibuk mengembangkan ekowisata, Firman ternyata tak lupa dengan tugasnya dikampus. Bahkan ia mampu membuat inovasi baru dengan membuat aplikasi Facebook untuk mempermudah konsultasi antara dosen dan mahasiswa. “Terkadang mahasiswa kesulitan mencari dosen pembimbing dikampus,” jelas Firman.

Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan mahasiswa dapat enjoy dalam berkonsultasi dengan dosen pembimbingnya. “Dengan aplikasi ini, mahasiswa dapat perlu melaporkan progress TA nya dengan mudah, tanpa repot – repot mencari dosen pembimbingnya,” tutur Magister Teknik Elektro ini.

Hal yang membuat Facebook booming adalah kemampuannya yang bisa membuat orang saling mempublikasikan apa yang sedang ia lakukan. Hal inilah yang menjadi inspirasi Firman. Bila diibaratkan dengan magnet dan besi, dosen ibarat magnet dan besi ibarat mahasiswa, sehingga dosen dapat menarik mahasiswa dan mengarahkan mahasiswa dengan mudah untuk menyelesaikan TA nya.

Ternyata aplikasi ini tidak sia – sia, hal ini dibuktikan dengan berhasilnya salah satu TA milik mahasiswa yang dibimbingnya. TA ini berjudul Sistem Informasi Posisi Kereta Api dengan menggunakan GPS untuk Keselamatan Penumpang.Selain itu,TA ini juga masuk dalam salah satu PKM yang didanai Dikti.

“Sistem ini menerapkan teknologi GPS untuk menentukan posisi kereta api yang sedang melakukan perjalanan. Setelah didapatkan data posisi kereta api, kemudian dikirim ke server (Operator KA) menggunakan SMS gateway. Selain itu sistem ini juga dilengkapi dengan running text sebagai informasi posisi stasiun yang dilewati kereta api kepada penumpang,” jelas Firman.

Bahkan, karena kecermelangan ide ini, judul TA ini mendapatkan beasiswa dari Huawei. Dan mendapat dua penghargaan berupa pendanaan untuk penelitian dan pembuatannya. Pertama, Program Huawei Supporting Research Fund yaitu dana bantuan beasiswa penelitian untuk membuat Tugas Akhir.

Selain aktif sebagai dosen dan penggagas ekowisata, Firman mengaku memiliki hobi dalam menulis. Tulisannya pun ia kirimkan ke berbagai media dan dihimpun dalam sebuah website pribadi yakni www.firman-its.com. Firman mengungkapkan bila kunci dari menulis adalah membaca. Menurutnya, bila seseorang memiliki banyak informasi maka tulisan kita akan mengalir dengan sendirinya. “Itu dapat diibaratkan dengan bendungan yang penuh dengan air, jika kita membutuhkannya, maka air dalam bendungan akan mengalir,” pungkas Firman yang telah aktif menulis sejak masih menjadi mahasiswa. (kl/yud)

Berita Terkait