Para perserta terlihat serius melihat potongan film Bollywood tersebut, setiap akhir potongan film selesai diputar, dengan sabar pembicara menyampaikan pesan-pesan yang ada pada film. Spontan beberapa wajah para peserta mengangguk-angguk mengiyakan pesan dari pembicara pada kajian ini
“Acara ini sebenarnya kajian tiap bulan yang diadakan DSU, tetapi kajian ini dikemas dalam bentuk yang berbeda supaya peserta tidak bosan,†ungkap Ketua DSU JMMI ITS, Adi Kurniawan Yusin.
Muhammad Syahreza, yang juga trainer Trusco tampil sebagai pembicara pada bedah film ini. Sebelum memutar film, pria berkacamata ini menyampaikan pesan utama pada film tersebut. “Kebenaran harus disampaikan dengan cara apapun,†ungkap pria yang hiasa dipanggil Reza ini.
Terdapat banyak kandungan tersembunyi pada film dengan pemeran utama Shah Rukh Khan dan disutradarai oleh Karan Johar ini. Film ini ini dimulai saat seorang anak muslim bernama Rizwan Khan yang mengidap Sindrom Asperger hidup bersama ibunya di wilayah Mumbai.
Rizwan kecil mendapatkan pesan dari ibunya yang selalu ia ingat, yaitu terdapat dua orang dalam dunia ini, orang baik yang melakukan hal baik dan orang jahat yang melakukan hal jahat. “Seperti inilah seorang Ibu, memberikan pemahaman yang paling mendasar kepada anaknya yaitu tentang jati diri manusia,†ungkap Reza.
Ketika dewasa Rizwan Khan diperankan oleh Shah Rukh Khan pindah ke San Fransisco dan hidup bersama adik. Ia pun bekerja sebagai salesman kosmetik. “Inilah seorang muslim, harus professional dan mempunyai prinsip dalam menjalani hidup,†ungkap Pria asal Surabaya ini.
Setelah Khan menikah, terjadi pertistiwa 21 September 2001 yang meluluh lantahkan menara kembar WTC. Ketika itu bagaimana sulitnya seorang muslim hidup di Amerika. Mereka ditinggalkan tetangganya, temannya dan penghasilanya. Dan yang paling menyedihkan dari keluarga Khan adalah meninggal anak akibat bertengkar dengan teman disekolahnya.
Hal itu membuat khan ingin mengatakan pada dunia bahwa seorang muslim bukan teroris. Ia pun berusaha keras ingin bertemu Presiden Amerika dan mengatakan My Name is Khan and I’m not a Terrorist.
Menurut Pria yang pernah menjadi Ketua Lembaga Dakwah Kampus Universitas Surabaya ini, seorang muslim tidak boleh malu dengan identitasnya seorang muslim. “Bisakah Khan bertemu dengan presiden Amerika, jawabannya silahklan nonton sendiri di filmnya,†ungkap Reza diakhir pembicaraanya.
Suyanto, salah seorang peserta bedah film mengungkapkan bahwa acara seperti ini sangat baik. “Acaranya sangat menarik dan bermanfaat,†ungkap mahasiswa PPNS angkatan 2009 ini. (rik/fn)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung