Awalnya Guntur Muda Ali Akbar, Rudi Wibowo, Yonkki Yoswantara, Agus Triwahyu dan Firman Laksana sempat ada rasa minder saat melihat peserta yang terdaftar. Dalam turnamen bertajuk Petra Chess Competition ini peserta tersebar dari beragam kampus. Ada dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Pajajaran, Politeknik Bandung, Universitas Pancasila Jakarta dan lain-lain. Di Jawa Timur sendiri ada dua kampus yang UKM caturnya bagus, yakni UK Petra dan Universitas Surabaya. “Bahkan Unesa adalah juara bertahan kompetisi ini,†ulas Guntur Muda, ketua UKM Catur ITS.
Pada turnamen ini, UK Petra selaku penyenggara menggunakan sistem Swiss Point. Semua peserta adu catur, dan pemenang ditentukan dengan perolehan poin tertinggi. Satu demi satu pertandingan mereka jalani. Hingga pada babak terakhir, diumumkanlah para pemenangnya. Dan Tim ITS dinobatkan sebagai juara III. “Jumlah kemenangan kami sama dengan UGM namun kalah pada Victory point (poin komulatif dari semua pertandingan, red) ,†ujar mahasiswa yang akrab disapa Guntur ini.
Memang tidak berlebihkan karena sejatinya semua anggota tim tersebut sudah langganan juara catur dalam berbagai level. Guntur Muda adalah atlet catur Pamekasan dan Rudi Wibowo dari Tulungagung dan Yonkki Yoswantara dari Madiun. Sementara itu ayah dari Agus Tri adalah seorang Grand Master sedangkan Firman sudah langganan juara sejak SMA. Bisa dikatakan, para atlet catur dari masing-masing dari daerah terkumpul dalam wadah UKM Catur ini.
Walaupun sudah terbiasa menggondol juara, namun ada kebanggaan tersendiri yang dirasakan kelima mahasiswa ini. “Kami sering menjadi juara dengan membawa nama daerah, namun ada sesuatu yang lain saat menjadi juara dengan membawa nama ITS,†tutur Rudi Wibowo menambahkan. Terlebih bahwa juara ini adalah prestasi nasional kali pertama yang dipersembahkan sejak resmi menjadi UKM.
“Satu lagi kebanggan kita adalah karena banyak anggota tim yang kita kalahkan adalah calon master, padahal di ITS tidak ada satu pun calon master,†tambah Yonkki Yuswantara.
Sejauh ini UKM Catur memang mengalami pasang surut. Pernah bergabung menjadi satu dengan UKM Bridge hingga sampai dinonaktikan karena kaderisasi tidak berjalan. Hingga akhirnya pada tahun 2008 ada inisiatif dari beberapa mahasiswa untuk mendirikan UKM Catur. “Mulai dengan mencari anggota, hingga mengurus administrasi di Rektorat semua membutuhkan waktu lama,†ulas Guntur. Tepat pada November 2010 turunlah SK Rektor dan UK Catur resmi menjadi UKM Catur.
Dengan usia baru empat bulan ini, banyak akselerasi yang telah dilakukan. Yang menghebohkan adalah ketika ada pameran UKM di Grha beberapa waktu yang lalu. Salah seorang Master Internasional (MI) asal Surabaya, Rony Gunawan mengunjungi stan UKM Catur ITS. Tidak sekedar mampir, pencatur internasional yang hampir 12 tahun malang melintang di dunia catur ini bersedia menjadi pelatih. “Kemarin sebelum berangkat lomba, kami juga sempat latihan intensif dengan beliau selama dua hari,†pungkas Rudi.
Ke depan, banyak hal yang harus dipersiapkan oleh UKM olahraga otak ini. Yang paling utama adalah mempersiapkan Sumber Daya Manusia serta pembinaan yang berkelanjutan. Untuk kompetisi, asal SDM telah dipersiapkan, pasti bisa diikutkan kompetesi yang lebih tinggi.
Namun seperti kebanyakan UKM yang lain, kendala utama UKM muda adalah keuangan. “Dari dulu kita sudah menyusun rencana kompetisi yang mau diikuti, namun banyak yang tidak terlaksana gara-gara minim dana. Terutama yang diselenggarakan di luar Surabaya,†pungkas Rudi. (hoe/fn)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi