Sekedar menulis karya tulis asal-asalan, orang awam pun bisa. Maksud asal-asalan disini adalah menulis tanpa peduli format yang telah ditentukan atau belum memiliki gambaran jelas implementasi karya yang dibuat. Masalah itulah yang akhir-akhir ini membayangi peserta kompetisi PKM GT. Padahal, bimbingan tingkat jurusan, fakultas, maupun bimbingan face to face dengan dosen pembimbing sudah kerap kali dilakukan.
Putu Gde Ariastita ST MT, pembicara workshop ini mengungkap kebanyakan mahasiswa hanya sekedar menulis. Menulis dan kumpulkan, agaknya dua hal ini yang masih menyita perhatian peserta kompetisi PKM GT. Sebenarnya, apa yang harus dilakukan setelah menulis? “Yang pertama dilakukan adalah mengecek kesesuaian format. Baca ulang lagi dari awal karya tulisnya, ada salah ketik atau tidak,†jelas dosen Planologi yang kerap menjadi juri lomba karya tulis ini.
Format juga menjadi hal utama dalam penulisan karya tulis. Pasalnya, seleksi tahap I yang dilakukan DIKTI tidak lain penilaian berdasakan format. “Misal, ITS mengirim 500 proposal tapi banyak yang gugur karena kesalahan format. Sayang kan,†ungkap Putu. Ketentuan format yang harus diperhatikan meliputi jumlah halaman maksimal 15 halaman, tata bahasa, permasalahan judul tulisan. “Judul yang digunakan kurang spesifik dan tidak menonjolkan ide,†keluhnya.
Setelah peninjauan format, hal kedua yang jelas menjadi pertimbangan DIKTI adalah kreatifitas dan keunggulan ide yang diajukan. “Format baru yang dikeluarkan DIKTI itu memudahkan kita untuk mengeksplor ide. Sehingga orang lain yang membaca meski bukan dari disiplin ilmunya, dapat dipastikan akan paham inti gagasan kita,†lanjut Putu. Poin penting penulisan PKM GT ini adalah apa masalah yang ingin dipecahkan, solusi apa yang penah ditawarkan ke masyarakat luas, dan bagaimana inovasi dari solusi yang kita berikan, tambahnya.
Tak kalah penting, penilaian pihak lain juga menjadi tolok ukur keunggulan karya tulis. “Setelah menulis,coba berikan ke teman untuk dinilai,†imbuh Putu. Menurutnya, sebelum karya tulis tersebut dinilai teman, hendaknya kita self assessment yaitu menilai karya kita sesuai form penilaian karya tulis.
Workshop ini ditutup dengan suasana tegang dari peserta kompetisi PKM GT yang telah dinyatakan lolos 20 besar versi Institut. Dengan gaya senyum membawa penasaran layaknya orang yang akan memberikan pengumuman pada umumnya, Mahardika Fachrudin memanggil para juara. Lagi, Teknik Kimia menempatkan dua wakilnya dari tiga yang terbaik.
Zia Ardhi, salah satu pemenang tersenyum simpul saat mendengar namanya disebut. “Banyak karya yang bagus. Saya bersyukur bisa menjadi terbaik,†ujar mahasiswa Teknik Kimia yang belum lama ini mengantongi beberapa juara dari karya tulis. Seperti, Dare to Innovate celah bisnis suara Surabaya dan lomba karya cipta maritim Indonesia (Lokarina). (esy/fn)
Kampus ITS, ITS News – Hari Nusantara yang diperingati setiap 13 Desember menjadi momentum untuk mengenang Deklarasi Djuanda sebagai tonggak
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali membuktikan taringnya di kancah internasional. Berdasarkan rilis terbaru
Aceh, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut ambil bagian dalam operasi bantuan pascabencana di Aceh. Melalui
Kampus ITS, ITS News — Guna mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia kerja, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar Career Development